Senin, 21 Januari 2013
2. Perkenalan
Setelah semua kelompok sudah ada yang bertanggung jawab, maka diputuskan bahwa hari Jum’at ini setelah semua pulang sekolah, semua anggota Rohis mengumpulkan anggota Liqo’ mereka masing-masing.
Aku tergopoh-gopoh menuju musola mencari pasanganku. Aku disambut oleh Dik Nining, “Mbak, kita hanya berdua, Mbak Tria nggak bisa ikut. Ada rapat OSIS katanya”.
“Oh… Dik Tria nggak bisa ikut, ya sudah nggak apa-apa. Kita berdua juga nggak apa-apa, yang penting niat kita,” ucapku, ”sekarang saja yuk, kasihan kalau mereka kelamaan nunggu”.
Tiba dikelas 1.2 kami menyapa mreka dengan salam, setelah menjawab salam kami, terdengar lirih kasak-kusuk mereka karena kedatangan kami. Kami hanya tersenyum.
“Ayo dek, mejanya kita atur supaya semuanya bisa duduk melingkari meja,” ajakku pada mereka agar bersama-sama mengatur meja. Setelah semuanya beres, acara dimulai.
“Kita mulai ya … Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh”. Mereka menjawab salamku. “Alhamdulillahirobbil‘alamin, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga atas anugerah serta hidayah-Nya sehingga pada kesempatan kali ini bisa bertemu pada acara Liqo’ tanpa halangan suatu apapun.”
“Amin …” jawab mereka serempak
“Tak lupa sholawat serta salam selalu tercurah pada Nabi kita Muhammad SAW serta para sahabatnya yang pantang menyerah menegakkan agama Islam.” Ku pandang wajah mereka. Eh, ada yang wajahnya persis seperti Agus, jangan-jangan dia adiknya ?
“Mm… langsung perkenalan ya,” senyumku menekan mencairkan suasana yang kaku.
“Kenalkan nama saya Putri Nuraini, cukup panggil Putri saja. Alamat saya di Malang” paparku,. “Sekarang gantian…,” pintaku.
“Mbak, TTLnya?” tanya mereka
“Wah, TTL segala, penting ya?” aku basa-basi
“Penting dong Mbak …” sahut mereka.
“Ya udah, saya lahir tanggal 6 Juli 1987 di Jayapura”
“Jayapura Mbak? Jauh banget … kok bisa sampai sini?” mereka takjub.
“Yah pokoknyalah … kalau diceritakan terlalu panjang, yang penting saya ikut orang tua saya, Any question?”
“Nggak ya, kalau begitu gantian partner saya yang memperkenalkan diri. Diteruskan kalian ya, silakan mbak …,” aku mempersiapkan Nining untuk berkenalan.
“Makasih Mbak, kenalkan nama saya Wahyuningsih Panggil Nining saja. Alamat sama dengan Mbak Putri, tapi beda desa. TTL 13 Oktober 1988 di Malang”.
Kemudian secara bergantian mereka memperkenalkan diri. Dari mereka aku mendapatkan data 12 anak, yaitu : Siti, Lestari, Wati, Tatik, Mawar, Yani, Okta, Tutik, Retno, Rika, Yola, Lina. Dan benar, ternyata ada salah satu diantara mereka memang adiknya Agus. Namanya Lina. Nama lengkapnya Lina Hapsari. Shock! Sudah pasti itu.
“Oke, semuanya sudah memperkenalkan diri, sekarang kita tentukan waktu Liqo’ bagaimana? Mau satu minggu sekali atau dua minggu sekali?” tanyaku.
“Dua minggu sekali mbak, kalau tidak ada KJS”, jawab mereka.
“Dua minggu sekali pada saat tidak ada Kajian Jum’at Sore,” aku mengulangi jawaban mereka. “Jadi habis pulang sekolah jam 10.15, kita Liqo’nya jam 10.30 sampai jam 11.30, ya …” jelasku, mereka mengangguk.
“Trus program Liqo’ kita apa saja nih?” tanyaku lagi
“Pokoknya ada materi, terus juga ada refreshingnya juga, biar nggak ngebosenin, setuju nggak dek ?” tanya Nining.
“Setuju mbak, terus ada sharingnya juga mbak…”
“Ya, boleh … kalau begitu sekarang yang jadi ketua Liqo’ siapa” tanyaku.
Adegan saling tunjuk terjadi. Suasananya menjadi gaduh. Banyak diantara mereka yang memilih Lina.
“Udah… udah… nggak usah saling tunjuk, kita voting aja. Yang memilih Lina siapa? “aku menengahi. Ada enam anak yang mengacungkan jarinya.
“Pendukungnya Yola siapa saja?” tiga anak yang memilihnya.
“Oke, berarti yang memilih Tutik cuma satu anak ya…”
Aku memandang mereka semua. “Yang jadi ketua Dek Lina, setuju?”
“Setuju …” kompak sekali mereka menjawabnya.
“Eh Mbak, kalau nggak bisa bagaimana?”, Lina tidak setuju.
“Bisa kok dek, kamu pasti bisa. Ini teman-teman kamu yang memilih loh, bukan saya,” Lina tersenyum. Aku juga membalasnya dengan senyum. Ternyata Lina tidak horor seperti yang aku duga. Dia bahkan gadis yang manis.
“Terus yang jadi wakil Yola, sekretarisnya Okta, bendaharanya Tutik, bagaimana?” aku meneruskan lagi.
“Iya mbak …”, jawab mereka
Tak terasa sudah satu jam berlalu. “Kalau begitu berhubung sudah jam setengah sebelas, kita sudahi Liqo’ kita hari ini. Semoga bermanfaat. Mari kita tutup dengan membaca hamdalah bersama-sama”
“Alhamdulillahirobbil’alamin…”
“Kalau ada apa-apa, cari saya di 3 IPS 2 ya …”
Mereka perlahan-lahan meninggalkan kelas. Aku mengikuti mereka keluar kelas. Lina kemudian mendahului aku.
“Ayo mbak …”sapa Lina ketika aku sedang berbicara dengan Nining.
“Oh … iya dek, hati-hati ya…,” jawabku.
“Iya mbak, duluan ya …,” aku mengangguk.
Tiba di Musola, aku berkumpul dengan teman-temanku. “Ih… jahat mbak Widya, katanya adiknya Agus di kelas 1.1! “protesku
“Loh... emang kamu dapat Liqo’nya adiknya Agus? Ya … maaf kan aku juga belum tahu pastinya,” aku mengangguk.
“Namanya siapa mbak? Katanya namanya Lina?” tanya Tia, teman perjuanganku juga.
“Iya, namanya Lina, orangnya cantik dan ternyata tidak horor seperti yang kubayangkan,” jelasku.
“Nah tuh… nggak horor kan…,” sekarang gantian mbak Widya yang memprotesku.
Aku pun meringis lebar ke arah mbak Widya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar