Rabu, 06 Agustus 2014

Mungkin Hanya Kata



 Karya: Ahmad Nurullah

Mungkin hanya kata
Yang abadi. Ketika langit runtuh,
Bumi hancur, gunung-gunung meledak,

Semua hewan dan manusia punah
Hanya kata yang mungkin kekal
Kata tak dikiamatkan

Pada hari yang bergerincing itu,
Kata tak lagi bergantung pada mulutmu
Kata makhluk yang mandiri-menguap
Bersama asap koran, debu komputer, ponsel,
Buku-buku bersama ? bangkai bumi, dan fosil waktu

Tanpa mulutmu, kata akan terus
ada : menjelma gelombang partikel
atau cahaya. Seperti juga segala
jejak, nama dan peristiwa

Kata hanya bersalin sosok
Kata tak binasa

20. After That ….



Pagi itu tanggal  aku jengkel setengah mati dengan omku. Padahal ini bulan Ramadhan. Seharusnya aku tidak boleh jengkel apalagi marah-marah. Tapi ini sudah sampai akhir kesabaranku.
 Pagi ini aku jengkel, aku marah dan akan menangis. 
Emosiku lagi labil. “Ya Allah … maafkanlah aku. Aku akan mengqodlo puasaku hari ini. Ya Allah maafkanlah hambamu ini” kataku dalam hati.
Aku segera pergi ke wartel untuk menelepon keluargaku karena sekarang aku sedang berada jauh dari rumah. Aku ingin menumpahkan segala rasa yang ada di hatiku pada mereka. Maka air mataku berlinang deras di pipi ketika aku menceritakan semua. Keluargaku memang yang terbaik untukku mengadu Setidak-tidaknya bisa mengurangi beban yang ada di hati ini.
Setelah lulus dari SMA aku diminta ibuku untuk menunggui nenekku yang sudah sangat tua karena ibuku sendiri masih bertugas sebagai guru SD yang jauh dari rumah nenekku dan belum pensiun. Maka aku diminta untuk menggantikannya.
Siang harinya Kakak perempuanku datang bersama adik sepupuku ke rumah nenek.
“Ada apa mbak?” tanyaku
“Sebentar, kamu tata hati kamu dulu ya …” pintanya
“Memangnya kenapa?”, tanyaku lagi.
“Mm … kamu kenal Lina?” kakakku ragu untuk mengatakan sesuatu
“Lina? Adik kelasku?”, kakaku mengangguk, “aku kenal, Lina kenapa?
“Sabar ya dek. Lina meninggal …”
 Deg!! jantungku berdetak tak teratur. Tenang! Kataku pada diriku sendiri. “Innalillahiwainnailahi rajiun …”.
“Lina meninggal? Karena apa?,” Aku terus bertanya.
 Dadaku mulai sesak, aku ingin menanggis tapi air mataku tak bisa keluar karena dari tadi pagi aku sudah terlalu banyak menangis.
“Kecelakaan. Tadi Kiki datang ke rumah memberitahu kabar ini.” Jelas kakakku
Lengkaplah sudah kesedihanku hari ini. Mood yang sudah buruk bertambah buruk mendengar berita ini.
 Aku teringat sebulan yang lalu aku sempat meneleponnya dihari ulang tahunnya. Waktu ku telepon dia, dia juga bercerita kalau dia habis kecelakaan dan membuat dia harus di gips tangannya. Aku ikut prihatin saat itu. Dan saat ini Lina telah tiada karena kecelakaan pula. Ya Allah … berikanlah tempat yang terbaik untuk Lina … Ampunilah dosa-dosanya … Amin …
Aku segera berpamitan dengan nenekku dan adik  sepupuku yang ikut menjaga nenekku. Aku minta izin untuk pulang ke rumah bersama dengan mbak dan adik sepupuku yang satu lagi yang mengantarkan mbakku sampai ke rumah nenekku.
Konsentrasiku sudah buyar. Pikiranku berlarian ke mana-mana. Selama di perjalanan pulang ke rumah aku terus membisu. Tidak ada niat untuk bergurau dengan kakak dan adikku. Dan aku yakin mereka pasti memakluminya.


----***----

Tiba di rumah, aku disambut dengan adonan roti kering yang belum diselesaikan oleh kakakku. Memang setiap tahunnya kakakku menerima pesanan roti kering untuk menu Idul Fitri.
Setelah menenangkan hatiku sejenak aku mengambil sepedaku dan segera meluncur menuju ke rumah Kiki untuk berbicara lebih lanjut. Ternyata  di pertengahan jalan aku bertemu dengan Kiki. Kami melakukan musyawarah di pinggir jalan setelah sepedanya kami tepikan.
Kami sepakat untuk ta’ziah ke rumah Lina keesokan harinya. Karena dari kabar yang didapatkan katanya jenazah tiba di kediaman masih nanti malam. Jadi masih belum diketahui penguburannya kapan pastinya.
Kami kembali ke rumah masing-masing, menanti datangnya hari besok. Selama seharian itu aku menjadi orang yang paling penting di rumah. Teman-temanku secara bergantian meneleponku untuk memberi tahuku kabar meninggalnya Lina. Dan mereka juga berusaha untuk menghiburku.
Ya… Aku menerima kenyataan kalau Lina memang telah tiada dan aku berusaha untuk mengikhlaskannya. Mengikhlaskan kepergiannya beserta kenangan-kenagannya. Walau kenangan-kenangan itu tidak akan pernah sirna dari memori otak ini. Bahwa aku pernah kenal akrab dan dekat layaknya saudara dengan Lina. Yah.. Lina Hapsari, yang pernah satu sekolah denganku. Dia juga pernah mengukir kenangan bersama teman-temannya di kelas 1.2, dan menjadi ketua liqo’ Fadilah Az-Zahra. Dia memang bagian dari liqo’ ini.
Lina Hapsari, nama yang tidak akan pernah ku lupakan sampai berakhirnya waktuku besok.
Keesokan harinya aku berangkat Ta’ziah ke rumah Lina bersama-sama Kiki. Selama di perjalanan Kiki terus menghiburku dari kesedihanku.
Tiba di rumah duka, kami disambut baik oleh keluarganya Lina. Ternyata Lina telah dikebumikan semalam. Jadi aku tidak melihat jenazah Lina untuk terakhir kalinya.
Setelah berbincang-bincang sebentar bersama keluarga, Kamipun minta diri. Dan kembali ke rumah masing-masing.
---- *** ----
Lina adikku … begitu cepat waktu ini berjalan. Begitu cepat pula kamu menghadapNya, pada usiamu yang masih sangat belia. Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun … Selamat Jalan adikku sayang. Aku sangat kehilanganmu. Semoga kamu dipermudah segala-galanya di sana.
Setahun kita kenal. Serasa bertahun-tahun bagiku. Menoreh banyak kenangan. Rasanya aku tidak percaya dengan semua ini. Baru sebulan yang lalu aku mendengar suaramu ditelepon, sekarang kamu telah tiada. Inilah takdir dariNya. Pesan yang ingin kau terima dari segala ceritamu itu.
Aku teringat isi suratmu yang sangat membingungkanku kala itu. Maafkan aku. Betapa bodohnya aku sehingga aku tidak mengerti dengan isi surat kamu. Aku baru mengerti sekarang, setelah semuanya berakhir. Ternyata surat itu surat yang terakhir. Kamu ingin bercerita tentang keanehan-keanehan baru yang kamu rasakan menjelang kamu  tiada. Maafkan aku. Maafkan aku atas segala kesalahanku padamu. Selamat jalan adikku sayang …
                                                                              Selesai .9 Mei 2009

17.50 WIB

19. Goes to Goa Jati Jajar



Hari pengumuman yang dinanti-nanti tiba.  
Segera disiarkan pengumuman hasil Ujian Nasional. Kami mendengarkan dengan cemas. Lulus 100%. Alhamdulillah … Kami melepaskan kebahagiaan kami yang meluap-luap dengan memberikan selamat satu sama lain.
Setelah itu kami tidak serajin dulu datang ke sekolah. Kami hanya datang jika diminta untuk datang. Karena keadaannya seperti ini maka aku menemani ibuku untuk menemani beliau sampai ke Jati Jajar. Selain refresing, aku juga ingin membelikan sesuatu untuk Lina sebagai kenang-kenangan.
Aku berjalan-jalan, melihat-lihat souvenir-souvenir yang ada. Aku memilih untuk membeli dua souvenir gantungan kunci bergambar Pantai. Aku meminta penjualnya untuk menuliskan namaku dan gantungan yang satunya lagi bertuliskan nama Lina.

---- *** ----

Pada saat Wasana Warsa tiba, kami hadir mengikuti acara Wasana Warsa yang diselenggarakan untuk kami. Ketika acara hampir selesai aku bertemu dengan Lina dan aku memberikan gantungan yang bertululiskan namanya. Dia senang menerimanya. Dan itulah akhir pertemuan kami.

18. Uji Nasional



Aku segera membalas surat dari Lina. Karena ujian nasional sudah didepan mata.


Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Halo dek, bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja dan sehat Wal’afiat.
 Ya… memang Allah menciptakan semua hal didunia ini berpasangan. Agar semua saling melengkapi.
 Ibaratnya hidup ini seperti koin. Ada dua sisi yang berlawanan tapi selalu berjalan sejajar. Walaupu besok kita berpisah, tapi banyak cara untuk saling kontak. Tidak putus hubungan. Aku sedih untuk berpisah, tapi ini untuk pengembangan diriku menuju kearah dewasa.
Hmm … Dek aku capek sekali hari ini. So cukup segini dulu ya.Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
With Love
Putri

---- *** ----

Tiga hari ini aku disibukkan dengan ujian nasional. Dan setelah hari kelima kelas 1, 2 dan 3 masuk seperti semula. Lina memberiku sepucuk surat.




To my Sister
di SOS 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai mbak, apa kabar? Alhamdulillah jika mbak dalam keadaan baik-baik saja. Begitu pula aku.
Bagaimana ujiannya? Susah ga? Tapi sesusah apapun aku yakin mbak Insya Allah bisa mengerjakannya. Ku do’akan semoga berhasil baik. Amin ..!
Selama mbak ujian, aku libur 4 hari. Cukup membosankan. Bingung mau melakukan apa 4 hari nggak ketemu rasanya kangen juga. Kangen sama teman-teman dan mbak.
Aku merasa ada perbedaan dalam hidupku. Aku merasa ada banyak warna dalam hidupku. Melihat pohon hijau kekuning-kuningan yang daunnya berguguran. Aku merasa dunia ini begitu luas. Aku ingin menangkap pesan yang sedang diberikan padaku.
 Pandanganku ini mungkin sangat berbeda dengan orang lain. Mungkin mereka merasa biasa saja dengan perubahan warna langit tapi aku kagum akan hal itu. Pasti ada rahasia dibalik semua itu. Rahasia yang membuatku harus mengakui kalau Allah SWT Maha Besar.
Mbak mungkin hanya segini dulu. Maaf jika isi suratku membuat mbak bingung. Semoga Ukhti bisa “mengerti” dengan isi suratku. Sorry and thanks.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina

---- *** ----

Dikarenakan aku sudah tidak punya kesibukan yang berarti lagi, maka aku bisa membalas surat dengan segera.


 


Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai dek! Apa kabar? Semoga kamu baik-baik saja dan tidak kurang suatu apapun. Amin …
Ujianku? Ya… Begitulah, penuh dengan suka dan duka. Tinggal berdo’a dan tawakal. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Semoga saja aku bisa lulus. Amin… terus berdo’a dan tawakal sampai pengumuman besok. Wish me luck!
Dek, kamu juga harus tetap semangat dan terus berusaha mengejar cita-citamu. Semoga kamu juga berhasil meraih cita-citamu. Amin …
Allah SWT Maha Besar, menciptakan segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Menciptakan kita,etc.  merasakan indahnya dunia dan kita melihat segala ciptaanNya
Dek, maaf aku hanya sanggup nulis segini. See you in the next letter.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri

17. Rahasia



Aku jadi sering telat membalas suratnya Lina karena kesibukanku yang semakin padat. Tapi aku yakin Lina memakluminya.
Lina menghampiriku ke kelas pada suatu Jum’at siang.
“Mbak, aku mau menagih janji mbak untuk curhat bareng, punya waktu nggak?”
“Oh, kebetulan aku lagi menunggu teman-teman untuk Liqo’ tapi masih nanti.”
Kami berjalan menuju depan ruang 3 IPS 1 dan Lina mulai bercerita tentang suatu rahasia. Rahasia yang tak bisa aku ceritakan. Rahasia yang menjadi sebagian beban dihatinya. Rahasia baru terungkap dari kehidupannya. Tapi itu belum cukup untuk mengembalikan keceriaannya seperti semula.
Setelah pulang ke rumah, aku membalas suratnya yang belum ku balas.


 


Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hey dek, apa kabarmu? Hope you fine. O’iya tentang masalah yang kemarin bagaimana? Sudah agak baikan? Smoga kamu tidak larut dalam kesedihanmu.
Dek, aku rasa-rasa kamu itu suka menyembunyikan masalah-masalahmu, ya! Kamu itu tipe penyembunyi masalah yang baik.
 Oh iya sebentar lagi wasana warsa ya. Hiks! Time goes on so fast.
Mm… mungkin sebelum wasana warsa aku disuruh menemani Ibuku, piknik anak-anak SDnya mommy, ke Jati Jajar. Do’ain ya semoga selamat.
Sorry aku cuma bisa nulis sedikit. Afwan and thanks

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Puteri

----***----


 


To mbakku
di SOS 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Halo mbak! Apa kabar? Alhamdulillah kabarku baik. Sekarang aku merasa lebih baik. Masalah itu sedikit demi sedikit menghilang. Terselesaikan dengan sendirinya. Thanks untuk solusi dan pengertiannya. Ini penyelesaian terbaik dari Nya. Ia membuatku bingung agar aku mencari Nya. Alhamdulillah Ia masih mencintaiku dan menyayangiku. Amin …
Menyembunyikan masalah dengan baik? Kelihatan seperti itu ya? Padahal aku tidak merasa seperti itu. Tapi memang kalau lagi sedih aku tidak bisa mengekpresikannya dengan jelas. Aku hanya ingin ceria dan tersenyum.
Aku sadar kalau semua orang pasti berpisah. Entah karena pindah, lulus, ataupun kematian, tapi kadang kita tidak siap akan hal itu.
At last, aku selalu menunggu balasan dari mbak, jangan pernah bosan jadi teman dan saudaraku.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
                                                                                                                   Lina

16. Al – Ma’tsurat



“Eh … Put, ini Al Ma’tsuratmu,” Ani memanggilku ketika aku sedang menuju markas besar Rohis.
Aku menerima Al Ma’tsurat yang Ani belikan untukku. “Oh iya thanks ya, berapa ini?”
“Wah udah, nggak usah! … “Ani menolak untuk diganti uangnya.
“Ya nggak begitu … ini tuh bukan Al Ma’tsurat untukku tapi buat Lina, aku sendiri sudah punya,” aku memberikan alasan.
Akhirnya Ani mau menerima uang ganti dariku setelah melakukan beberapa kali aksi penolakan. Setelah itu kami berpisah dan aku langsung menuju ke kelas Lina.
Lina menemuiku di depan kelasnya, “Ini dek Al Mat’tsuratnya yang aku janjikan. Insya Allah bisa sedikit membantu, kala kamu lagi merasa jauh dari Allah,” kataku.
“Thanks mbak …”

----***----







To Mbakku
di SOS2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Aloha mbak!! Maaf …! Beberapa hari ini aku sibuk banget jadi aku telat balas suratnya. Banyak urusan. Repoot sekalee … kabarku? Alhamdulillah baik. Gimana dengan kabar mbak? I hope you always fine. I hope Allah SWT always give us love and happy life. Amin …
Hmm … about Arsyad, aku paham dengan maksud ukhti tentang menjaga pandangan. Aku sudah paham dan mengerti. And I’ll try to “menjauhi” dia. Mencoba untuk menjaga pandanganku. Agar aku tidak merasa dibenci oleh dia. Do’akan aku ya mbak!... Semoga aku bisa.
O’iya mbak, thanks a lot for the Al Ma’tsurat. Aku sudah coba baca sedikit. Makasih ya! Mbak … mungkin aku cuma bisa nulis sampai di sini. Esok jika ada kesempatan lagi kita sambung kemunikasi kita.
OK !?!! Sorry and thanks.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina


Aku membaca surat dari Lina sehabis upacara hari Senin. Tapi sebelum sampai di sekolah, aku mengalami masalah di perjalanan. Aku hampir telat. Ini semua karena ada pohon tumbang, jatuh melintang menutupi jalan raya menuju ke terminal desa.
 Akhirnya Angkudes kami harus mencari jalur lain, melalui jalan desa. Jalanan becek, semalam hujan. Waktu angkudes menghadapi jalan tanjakan. Ban mobil angkudes terjebak dalam becek bercampur tanah liat yang cukup tebal. Jadi kendaraan tidak bisa melintasi tanjakan. Percuma! Dicoba berkali-kalipun tetap tidak bisa karena ban mobilnya hanya berputar di tempat.
“Waduh, terus bagaimana ini kataku pada Kiki, sahabatku yang selalu menemaniku. Lalu uang yang sudah dibayarkan dikembalikan lagi oleh keneknya. Kami berjalan kaki menuju jalan raya dan berharap ada pertolongan datang.
 Allah memang Maha Adil. Teman kami, Lilik, lewat lalu kami minta tolong kepada Lilik untuk memboncengkan kami secara bergantian sampai ke terminal. Mendesak ! butuh pertolongan. Yang pertama diboncengkan aku kemudian baru Kiki.
Aku menunggu di tempat yang sekiranya aku bisa melihat kedatangan Kiki. Ternyata sampai pukul 06.35, Kiki belum kelihatan juga. Jangan-jangan Kiki sudah datang tapi aku tidak melihanya dan dia sudah sampai duluan ke sekolah?
 Aku jadi cemas sendiri. Ku putuskan untuk pergi ke sekolah sendirian karena kurang seperempat jam lagi bel masuk. Pikirku sudah tidak konsentrasi karena pasti akan telat ikut upacara. Jarak sekolahku dari tempat aku turun dari bus lumayan jauh + 10 menit kalau ditempuh dengan berjalan. Maka aku pun berlari, lari dan terus berlari. Hingga tiba-tiba terdengar suara klakson motor. Akun pun menoleh ke arah pengendara motor tersebut. Guru Tata Negaraku! Aku mengangguk ta’zim untuk guruku.
“Mbak, ayo bareng sama ibu, nanti telat lho upacaranya,” ibu guruku menawarkan.
“Mm … tapi jadi merepotkan Ibu …,” aku jadi tidak enak hati.
“Nggak … Ayo naik biar tidak telat,” kata bu guruku sekali lagi.
“Iya bu …,” aku sangat bersyukur karena dalam keadaan sangat mendesak, ada pertolongan. Thank’s God ! Have sent me my beloved teacher whom help me. I love you Mrs …
Di perjalanan guruku menanyaiku perihal berangkat sekolah yang hampir telat, dan aku menceritakannya secara singkat. Tiba di sekolah teman-temanku baru berduyun-duyun menuju lapangan upacara. Fuhh… mereka rata-rata mengomentariku karena diboncengkan seorang guru sampai disekolah.
Aku mengucapkan terima kasih untuk ibu guruku dan segera bergabung dengan teman-temanku. Kemudian aku bertemu Kiki, kami saling memberi penjelasan. Dan semua dugaanku benar! Kiki pikir aku sudah naik bus duluan sampai ke sekolah. Missed Komunikasi! Ternyata missed komunikasi bisa membuat masalah baru muncul.

---- *** ----



Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ehm … Ehm … Halo, apa kabar? Semoga baik-baik aja. Alhamdulillah aku baik saja.
Kemarin ada insiden kecil yang membuatku capek. Kemarin aku hampir terlambat ke sekolah karena ada pohon tumbang melintang di jalan. So aku jadi kesiangan sampai ke sekolah. Tapi syukurnya ketika turun dari bus dan sedang berlari-lari, Bu Tutik, guru Tata Negara memboncengkan aku sampai sekolah. I love her very much. Jadi tidak telat upacara. I hope kejadian ini tidak terulang lagi. Amin …
Capek! So segini dulu kesanggupanku membalas suratmu. Next time disambung lagi. Oke.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri

---- *** ----



To my dark sweet sister
di SOS 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Halo mbak, apa kabar? Alhamdulillah aku baik-baik saja
Hm … pasti kemarin mbak “Ngos-ngosan” ya? Kemarin juga aku eh satu kelas mengalami truble ketika jadi petugas upacara. But Alhamdulillah bisa teratasi sebelum upcara dimulai.
Mbak, aku pengen banget punya buku “Agar Bidadari Cemburu padaku”. Sekarang aku lagi cari informasi tentang buku itu. Aku ingin memilikinya karena buku ini menceritakan banyak hal tentang wanita muslim yang sebenar-benarnya.
Mbak … kurasa segini dulu ya suratnya … Aku masih punya banyak tugas sekolah yang harus diselesaikan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina


---- *** ----


Ujian-ujian praktek membuat aku semakin sibuk, jadi aku telat membalas suratnya.


 


Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Gimana kabarmu, dek? Sorry, I’m late. Sangat sibuk. Semoga kamu tidak marah.
Ada kabar! Ujian praktek selesai. Alhamdulillah lancar ya cuma mengalami sedikit trouble. Cukup membuat capek karena ngantre dari pagi, dapat bagiannya siang, hampir sampai sore malah. Artikel bahasa Inggrisku judulnya “Say No To Drugs to Reach a Successful future”. Guru mengira aku menyadur kepunyaan kakak kelas karena mungkin hampir sama, tapi aku tidak tahu pastinya. Biarlah! Yang penting itu karyaku.
Dek, maaf aku cuma bisa nulis segini. Next time kita sambung lagi diepisode berikutnya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri

---- *** ----



To Mbak Putri
di SOS 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar mbak? Alhamdulillah I’m fine. Aku lihat kamu juga baik-baik saja. Alhamdulillah.
About your late, aku tidak apa-apa kok. Kalaupun terlihat marah itu cuma gayaku saja.
Alhamdulillah, ujian mbak berjalan sukses. Aku ikut senang.
Oiya beberapa hari ini aku punya kegiatan baru yaitu foto-foto. Awalnya sih foto-foto buat saudara-saudaraku yang datang kesini. Buat kenang-kenangan. Eh ternyata klisenya masih sisa banyak. Jadinya buat foto-foto yang lain saja. Kemarin waktu Kartini’s day aku sudah foto sama banyak orang.
Mbak, banyak hal yang terjadi tapi maaf aku belum punya kapasitas yang cukup untuk menuliskan hal-hal tersebut. Suatu saat Insya Allah aku akan menulis hal-hal tersebut. Maaf dan thanks.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina

15. Ujian Praktek



Aku mulai memasuki tahap ujian praktek. Kali ini praktek Bahasa Inggris, writing, menulis artikel. Topik sudah ditentukan (diundi lewat memilih gulungan kertas). Dan aku mendapat topik tentang “Youth” alias pemuda. Bingung bahasan apa yang ingin aku tulis, akhirnya aku memilih untuk menulis surat untuk Lina dulu sebagai pemanasan.


Dear my Sweety Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dek, apa kabarmu? Alhamdulillah aku sehat wal’afiat meskipun semakin banyak tugas yang harus diselesaikan segera.
Marah? Nggak! Aku paling nggak bisa marah. Aku akan marah kalau masalahnya sudah keterlaluan dan sangat sensitif buatku. Santai aja! Aku cuma semakin sibuk.
Aku mau cerita sesuatu ke kamu. Tau nggak teman-temanku bilang apa tentang kita. Mereka bilang kalau aku itu “guru spiritualnya” kamu. Mungkin karena kamu sekarang berjilbab. Jadi lucu… Mana mungkin lah aku bisa jadi guru spiritual kamu, seperti aku itu sudah sempurna saja… Kamu kan sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Seperti adek-adekku yang lain. Walaupun aku tidak akan pernah punya adik kandung. Iya nggak?
Langkah yang kamu ambil supaya nggak emosian yaitu kamu harus tetap kontrol diri. Jangan sampai emosi itu melanda kamu. Rasa emosi seperti itu tidak akan bertahan lama. Nanti juga kembali seperti semula.
Ah dek, aku jadi kurang percaya diri untuk menghadapi ujian. Nggak siap! Tapi aku akan terus berusaha to do the best! Praktek writing Bahasa Inggris yang aku dapat saja aku nggak tau mau membahas pemuda yang bagaimana. Besok aja deh baru aku pikirkan. Sekarang aku capek … pusing …
Ya udah ya dek, aku hanya mampu balas segini. Next time kita sambung lagi. Thanks and Sorry.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri
Kapan aja kamu mau cerita-cerita berdua. Call me OK!


---- *** ----


Aku sedang berada di Perpustakaan esok siangnya. Lagi mencari referensi yang bagus untuk materi artikelku. Tiba-tiba Lina mengagetkanku dari belakang :
“Cari buku apa mbak?,” Aku terkesiap kaget Lina tertawa.
“Oh Lina … Ini aku lagi cari referansi untuk artikel,” jelasku.
“Kayaknya kemarin di Perpustakaan Daerah aku sempat lihat buku tentang pemuda dan cara untuk menghargai kemampuan yang mereka miliki. Pokoknya kayaknya cocok artikel mbak Putri,” Lina menawarkan bantuan saran,” besok aku pinjam ya …”
“Oh …boleh-boleh … nggak nolak … thanks banget ya dek “

---- *** ----

Salain itu aku juga berkonsultasi dengan orang-orang terdekatku demi keberhasilan artikel yang akan aku buat. Aku juga mempelajari artikel-artikel kepunyaan kakak-kakak kelasku yang sudah lulus. Melihat isi dan bahasa artikel mereka.
“Mbak, ini bukunya semoga bisa membantu,” Lina menyerahkan sebuah buku kecil, eh iya ini juga suratnya”
“Thanks ya dek, segera aku kembalikan begitu aku selesai.”
“Ya… nggak usah terburu-buru dipakai aja dulu…,” kemudian Lina pergi.


 


To Mbak Putri
di SOS2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar mbak? Aku lihat mbak baik-baik saja kan? Alhamdulillah kalau begitu. Kabar jasmaniku Alhamdulillah baik, tapi kabar hatiku lagi kurang baik. Semoga Allah dengan segala kekuasaanNya selalu memberikan kebalikan-kebaikan di sekeliling kita. Amin! …
Mbak, pe-de aja lagi dengan kemampuan yang kita miliki. Aku yakin kalau Allah SWT always love and protect you.
Ada-ada saja teman-teman mbak! Ya nggak lah mbak memang bukan guru spiritualku aku akui kalau mbak ikut berperan serta dalam mengenalkanku pada jilbab. Tapi itu kan hal baik. Iya kan?
 Iya … bener, mbak memang punya banyak adek dan menurutku sah-sah saja tuh! Bukankah kita sebagai manusia memang bersaudara? Teman-teman mbak memang penuh warna. Majikuhibiu … he 3x
Mbak, aku nggak tahu apakah mungkin hal ini terjadi karena aku sedang dalam masa-masa sulit atau apa tapi aku merasa hal-hal yang sebelumnya biasa tapi sekarang jadi nggak biasa. Tentang diriku, lingkunganku, orang-orang di sekitarku, perasaanku, dan masih banyak lagi.
 Aku jadi sering merasa bingung, bingung yang tidak biasa. Yang membuatku takut adalah jika aku sampai menyangsikan kebenaran agamaku sendiri.
Aku merasa ini aneh, aku tidak tahu kepada siapa tepatnya harus bertanya supaya aku bisa mendapatkan jawaban yang benar. Yang membuat aku puas dan membuat nuraniku benar-benar yakin. Aku takut jika hal ini berlanjut maka aku termasuk dalam orang-orang yang sesat. Jika bisa membantu, aku mohon kesediaannya untuk membantuku, OK?
Sorry and Thanks.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina

“Saat ku mulai bingung dan kehilangan pijakan …
Saat aku tidak bisa mempertanyakan langsung pada-Mu …
Saat aku membutuhkan jawaban …
Akankah Engkau memberikan Hidayah Mu??
Agar aku tak salah berjalan …
Agar hidup ini hanya terisi dengan Asma Mu …
Dengan cintaku pada Mu, ya Rabbku …”
ALLAHUAKBAR !!!

----***----

Aku mengambil secarik kertas dan penaku mulai menarik-nari diatasnya. Aku sungguh sedih setelah membaca surat dari Lina. What’s the matter with her? Aku tidak tahu.


 
Dear Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar? Tampaknya kabarmu lagi kurang baik ya?
 Dek, aku kok jadi sedih setelah membaca suratmu. Aku sedih. Kenapa kamu menyangsikan agama kamu sendiri? Apa yang kamu sangsikan? Dengan sebegitu banyak tanda kekuasaan Allah di dunia ini, apa yang kamu sangsikan?
                Dengan Tuhan kita Yang Maha Esa. Allah Maha Esa. Apa yang kamu sangsikan lagi? Allah itu ada disetiap nafas kita. Coba deh kalau kamu diskusikan ini dengan guru ngajimu atau mungkin dengan guru agama di kelas, supaya mereka bisa menerangkan dengan lebih gamblang. Soalnya kalau kondisi kamu dibiarkan saja bisa berbahaya. Kamu harus bisa untuk lebih menjaga hati. Yang bisa mengontrol pikiran itu hanya hati. Be Istiqomah ya!
Dek, gimana kemarin Liqo’nya? Aku sudah ngomong sama mbak-mbak Rohis kelas dua supaya bagaimanapun caranya jangan sampai Liqo’ kita terbengkalai.
O’iya, segini dulu surat dariku. Aku masih harus mulai buat artikel. Yang semangat ya! Jangan pernah ragu dengan agamamu, sorry and thanks

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri




Saat ini aku benar-benar tidak tahu dengan arah pembicaraan Lina. Beda! Bukan seperti Lina yang aku kenal. Apa yang terjadi dalam diri Lina?
---- *** ----

Beberapa hari kemudian buku yang aku pinjam dari Lina, ku kembalikan. Dia juga memberikanku surat balasan. Aku penasaran dengan isinya mungkin sambungan surat kemarin. Maka aku segera membacanya.



To my dark sweet sister
di SOS 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar mbak? Aku do’akan semoga mbak selalu berada dalam kasih sayang dan lindunganNya. Amin … Alhamdulillah Allah masih memberikanku kesehatan meski sekarang agak kurang fit.
Mbak, maaf … jika aku telah membuat mbak sedih karena tulisanku di surat yang kemarin. Hmmm … nggak tahu deh, kemarin aku memang merasa bingung. Aku memang merasakan kehadiranNya lewat detak jantungku, nafasku dan lewat kasih sayang orang-orang di sekitarku.
Tapi mungkin karena aku masih sering lalai menemuiNya, masih sering membuat Ia cemburu & menunggu terlalu lama. Mungkin juga karena jiwaku masih kosong dan belum menemukan islamku yang sejati. Banyak pertanyaan yang semakin membuatku bingung dan kadang penjelasan lewat pelajaran Agama tidak membuatku puas. Bukankah manusia telah dianugerahkan kepada ku.
 Aku sedih sekali dengan kebingunganku. Aku akui memang ibadah ku masih kurang tapi ada kerinduan yang amat besar untuk betemu denganNya untuk merasakan bahwa Ia benar-benar ada. Mungkin ini cobaan spesial dariNya agar aku lebih memperhatikan ibadahku dan mencintai Nya. Do’akan saja ya!
Liqo’ kemarin Alhamdulillah lancar. At once, aku nggak ngeri ketemu sama partnernya mbak Nining yang baru, mbak Izza. Tapi ternyata cuma perasaanku saja. Dia orangnya baik, suka tersenyum. Kemarin kita baru perkenalan.
At last, thanks atas segala sarannya. Afwan ya, aku masih ingin cerita-cerita tapi masih banyak tugas nih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours Lina
* Jangan pernah bosan membimbingku dengan semangat mu.


Aneh??? Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang Lina pikirkan. Ibaratnya pikiranku masih di titik tengah, pikiran Lina sudah jauh diseberang sana. Tidak bisa dilihat dan dibaca. Tak tahu harus memberi komentar apa. Kalau orang Jawa bilang pikiran Lina sudah Ngalor-Ngidul alias ke Utara dan ke Selatan. Fuh … berat!

---- *** ----

Tiba dirumah aku istirahat sebentar. Kemudian menulis surat balasan untuk Lina.
Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Halo dek, gimana kabarnya? Semoga kesehatan sudah membaik. Alhamdulillah meskipun aku sibuk, aku masih diberi kesehatan oleh Nya.
First, maaf! Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi sama kamu. Maaf banget lho! Tapi walau begitu kamu harus tetap istiqomah di jalanNya dan semakin mendekatkan diri kepadaNya. Mungkin dengan cara demikian bisa mempertebal aqidah kamu. Kerja keras girl! Aku selalu berdo’a buat kamu.
Sebentar lagi aku ujian, terus semoga saja lulus. Kemudian teman-temanku pada meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Ah sedih deh … bingung … sementara teman-teman sedang menuntut ilmu, aku sendiri masih bingung mau melakukan apa? Hiks!...
Dek, tapi satu hal yang aku tahu kalau semua yang terjadi di dunia ini atas kehendakNya. Segala cobaan pasti bisa teratasi karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan hambaNya untuk mengatasinya. Tinggal kita yang berusaha mendekatkan diri kepada Nya.
But sorry … hanya sedikit yang sanggup aku tuliskan. I’m so busy but Insya Allah akan selalu ada waktu buat kamu. Maaf and thanks.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love Putri



Waktuku tinggal di sekolah tercinta ini hanya tinggal beberapa bulan lagi. Rasanya baru kemarin aku menapakkan kakiku di SMA ini. Tapi roda itu terus berputar. Begitu juga waktu yang terus bergulir, memperkenalkan aku dengan Lina. Rasa-rasanya baru kemarin kenalan dengan Lina ternyata tinggal beberapa bulan lagi kami harus berpisah.
Lina memberikan surat balasan untukku beberapa hari kemudian setelah pulang sekolah. Aku membacanya setelah tiba di rumah.


To Mbakku di SOS 2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar mbak? Alhamdulillah aku baik-baik saja. Allah SWT dengan segala rizki dan kasih sayang masih memberiku kesehatan.
Mbak, sekarang aku sedang berada dalam masa-masa sulit, dimana aku menjadi diriku yang lain. Yang mudah marah dan bingung. Aku merana membayangkan pertanyaan-pertanyaanku kemarin, saat aku menyangsikan kebesaran Allah SWT. Saat aku butuh jawaban pengertian dan perhatian. Ini semakin memperlengkap rasa meranaku.
 Kadang jiwa ini ingin mencari sesuatu tapi jiwa ini tidak tahu apa sesuatu itu. Jiwa ini sedang terperangkap dalam kesulitan. Tapi tak dapat bercerita, kesulitan apa yang sedang dihadapi karena kesulitan itu begitu abstrak. Jiwa ini merasakan kesulitan itu tapi tidak menemukan bentuk nyatanya. Jiwa ini merasa jauh dari Tuhan Nya padahal hanya Allah yang bisa mendamaikan jiwaku.
Tidak lama lagi aku akan merasa kehilangan. Kehilangan keberadaan orang-orang di sekelilingku. Mereka akan lulus dan tinggallah aku dengan kenangan-kenangan tentang mereka mungkin aku akan menangis kemudian sepi akan hadir kembali. Lengkaplah sudah … waktu akan bermain lalu akhir akan mengungkap banyak hal yang tersembunyi. Hiks …
Then about your story, aku tahu kesedihan mbak. Harapan yang hilang pasti sangat menyakitkan, tapi yakinlah mbak, Allah akan memberi gantinya yang lebih baik. Banyak kejutan yang akan hadir setelah kesedihan muncul.
Akhir-akhir ini aku merasakan banyak hal, ada yang menyenangkan dan ada yang tidak. Mbak, aku ingin mbak tahu kalau saat ini adalah saat yang kurang tepat untuk bicara banyak hal. Aku ada masalah dengan komunikasi. So sorry mungkin lain waktu saat aku sudah berada dalam kedaan yang lebih baik, aku akan menceritakan banyak hal pada mbak.
Aku sedang bingung, seandainya ada orang yang bisa mengerti posisiku sekarang. Jadi aku bisa berbagi dengannya. Ingin aku bercerita tapi kalau pun dipaksa mbak pasti tidak “mengerti” dengan bicaraku.
 Maaf ya … jangan lupa balas suratku ini meskipun aku tahu mbak tidak mengerti isinya. Jangan pernah berhenti mewujudkan kemana pelita itu berada …
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Yours
Lina

Benar. Aku memang benar-benar tidak mengerti dengan arah pembicaraan Lina, apa aku yang terlalu bodoh? Akh … pusing mau balas apa.




Dear Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dek, apa kabar? Smoga lebih baik dari hari kemarin. Amin … kabar ku Alhamdulillah baik-baik aja.
Dek, walaupun aku memang tidak mengerti dengan isi suratku yang kemarin. Tapi yang pasti kamu harus tetap keep in control.  Saat kamu lagi butuh teman curhat, I think banyak yang mau mendengarkan curhatan kamu. Curhat sama aku juga nggak apa-apa. Pastinya kamu harus tetap mendekatkan diri pada Allah SWT.
 Allah ada dan akan selalu ada. Di setiap aliran darah kita. Di setiap nadi yang berdenyut dan jantung yang berdetak merupakan bukti kebesaran Allah. Allah itu dekat lebih dekat dari apapun.
Dek, ada kabar bagus! Artikelku sudah jadi cuma tinggal ngetik di komputer saja. Aku senang, thanks banget untuk bukunya. Sangat membantu.
Ah… waktu berjalan sangat cepat ya rasanya. Sampai aku sendiri tidak bisa menikmati hari-hariku seperti biasa. Jenuh! Padahal ini saja belum ujian akhir. Apalagi kalau menjelang ujian akhir. Wow!
Oh iya, may be cuma segini dulu yanga bisa ku tulis. Thanks and sorry.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri