Kamis, 17 Oktober 2013

8. From Lina With Love

Seminggu sudah kami menenangkan otak kami setelah seminggu penuh pula menjalani ujian semesteran. Tiba saatnya untuk kembali melakukan rutinitas kami di sekolah. Siang ini aku tidak sengaja bertemu dengan Lina. Ketika aku lagi membaca brosur-brosur Perguruan Tinggi yang ditempel di majalah dinding sekolah. “Mbak !,” Lina mamanggil dari belakangku sambil menepuk pundakku. Aku kaget dan berpaling padanya, subhanallah… aku kaget sekaligus senang bukan main. Lina berjilbab ! Ku peluk dia erat “Selamat ya dek… kamu anggun dan cantik sekali dengan jilbab ini,” Senyumnya merekah, “Mbak, ikut aku ke kelas yuk… aku punya something buat kamu.” Aku berjalan dengan Lina beriringan menuju kelasnya. Tiba di kelas 1.2, “Nih, mbak… buat mbak… dari Madura… Moga mbak senang.” “Bagus… makasih… kok repot-repot segala dek…” Aku menerima sesuatu oleh-oleh dari Lina. Dia memberikanku sebuah gantungan celurit. “Nggak repot… sama-sama…,” ujarnya. “Ya udah kalau begitu thanks ya… aku mau kembali ke kelas dulu” Tidak memakan waktu yang lama untuk kembali ke kelasku. Di kelas aku menerima banyak tanggapan dari teman-temanku tentang penampilan baru dari seorang Lina. Aku dengan bangga menjawabnya bahwa aku sudah bertemu dan memberikan selamat padanya. Aku bangga karena Lina berhasil merealisasikan keinginannya untuk berjilbab. Aku bahagia sekali hari ini. ----***---- Selepas shalat Maghrib, aku mengambil selembar kertas untuk menulis surat. Dear Lina di 1.2 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Hai dek! … capek ya baru pulang dari liburan. Moga capekmu segera hilang. Alhamdulillah, selama liburan ini aku sehat-sehat aja. Once again, I say thanks to you, makasih… gantungannya bagus. Tapi maaf aku nggak bisa pasang gantungan celurit itu di tasku cos “Nyanthol-nyanthol” alias nyangkut-nyangkut di barang lain. Aku pasang gantungan itu di kunci kamarku. Dek, kamu tampak lebih feminim pakai jilbab, aku senang dan bangga sama kamu. Sip ! Empat jempol deh buat kamu. Hi… hi… hi… Oh iya, terus bagaimana tanggapan teman-temanmu yang lain waktu lihat kamu dengan penampilan baru ? Dek, talk about my holiday, he… he… nggak ada yang spesial. I spent my holiday at home. Mau pergi kemana coba ? Aku tinggal punya satu nenek thok ! Itu juga tempat tinggalnya di wilayah Malang juga. Keluarga besarkupun juga tinggal di sekitarku juga. Yang penting bagiku aku bisa refreshing selagi liburan. Dek, udah dulu ya, next time kita sambung lagi. Istirahat yang cukup biar capeknya hilang. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. With love Putri ---- *** ---- Setelah surat belasan kuberikan ke Lina, aku kembali ke kelasku. Di depan kelasku sudah berdiri Agus di sana. Tiba-tiba dia memanggilku. “Eh, Put… kamu kan yang suruh adikku pakai jilbab?” tampaknya Agus sedang mendakwaku, tapi aku melihat raut bercanda di wajahnya. “Eh, apa ? ... aku yang suruh ? Nggak… Lina sendiri yang ingin berjilbab. Aku tinggal mendukung saja,” jawabku. “Alah… pasti kamu. Kamu kan yang mengampu dia,” balas Agus lagi. “Terserah… yang penting dan pasti itu memang keinginan adik kamu,” aku tetap santai menjawabnya karena aku tahu Agus lagi bergurau. Bel tanda masuk kelas berbunyi. Aku meninggalkan Agus di luar sana, berhubung gurunya sudah datang. ---- *** ---- To : Mbak Putri di 3 SOS 2 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Aloha !! … Apa kabar mbak ? Baik-baik aja? Alhamdulillah kabarku baik-baik saja. Gift ? Oiya, sama-sama. Aku cuma bisa kasih itu habisnya kalau aku belikan yang lebih besar, Ukhti pasti bingung mau taruh dimana. Capeku, Alhamdulillah udah nggak lagi. Kekhawatiranku ? He… he… he…lumayanlah. Respon pertama emang nggak enak. Ada yang ngejek dan menertawakan aku. Ada yang senyum-senyum aneh. Tapi sekarang udah lebih lumayan, Tapi syukurnya banyak yang mendukung aku, kakakku tercinta, Ortu, Ukhti, Okta, teman-teman sekelas, guru-guru dan banyak lagi. Hal itu bikin aku terhibur dan lebih mantap mengenakan jilbab. Empat jempol ? Wuah bau dong non! 2 jempol tangan dan 2 jempol kaki. Mbak, aku ingin cerita tentang sisi kehidupanku yang lain. About love he… he… maap banget kalau aku cerita hal ini. Mbak, waktu pertama kali aku menapakkan kaki di sekolah ini, aku melihat seorang seniorku yang senyum-senyum dan memanggil aku. Aku nggak tahu dia siapa, kelas berapa dan kenapa senyum-senyum ke aku. Aku cuek dan nggak begitu peduliin ini. Trus aku mulai mengenali beberapa seniorku, salah satunya “dia” kita jadi sering bertemu. Dia sering memandangku. Bukan GR mbak, tapi aku sering menangkap basah kejadian ini, dan tatapannya mengandung banyak makna. Lama-lama aku ngobrol sama dia. Nggak tahunya aku mulai Fallin love sama dia. Kagum! Nggak tahulah ! Bingung ! Alhamdulillahnya aku merasakan feeling itu nggak terlalu dalam. Biasa aja ! Tapi aku tetap merasa feeling itu mengganggu, mengganggu aktivitasku. Aku pengen melupakan feeling ini, supaya masalah ini tidak berkelanjutan. Mbak, sebenarnya aku masih ingin cerita banyak hal, tapi berhubung masih banyak pekerjaanku yang harus diurus. Jadi kita sambung lagi besok. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Yours Lina ---- *** ---- Seketika itu juga aku membuat surat balasan untuk Lina. Dear Adikku Lina di 1.2 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Hey ! apa kabar ? Fine-fine saja kan ? Alhamdulillah kabarku juga baik-baik saja. Dek, syukurlah kalau mereka tidak lagi mengejak kamu. Biasalah, kalau ada sesuatu perubahan baru pasti jadi hot news dan dicari kejelekannya dulu. Nggak usah dipikirin, yang penting kamu harus tetap istiqomah ya ! Mm, katanya kapan-kapan kamu mau sharing sama aku ? silahkan … aku siap mendengarkan dan membantu kamu selagi aku masih mampu. Cie… cie… yang lagi Fallin Love. Siapa dia ? Cluenya nggak jelas. Dek, kita itu manusia. Fitrah manusia itu mencintai dan dicintai. Selagi masih dalam batas normal dan wajar. Kalau kamu suka sama seseorang itu berarti kamu normal. Tinggal jaga hati dan mata kita. Jaga mata karena masalah ini biasanya karena berasal dari penglihatan. Kalau suka jangan terlalu mendalam coz belum tentu cowok itu besok jadi cowok kita. Berikan cinta kita untuk jodoh kita besok. Hidup tanpa cinta itu memang nggak mungkin. Tapi cinta apa dulu ? Mamangnya cowok itu siapa ? Boleh aku tahu ? Eh dek, kalau kamu mau melupakan perasaan kamu itu cara terbaiknya dengan “niat” untuk melupakan. Trus sibukkan diri kamu dengan hal lain. Nanti pelan-pelan kamu pasti bisa melupakan dia. Oh iya maaf ya dek, aku masih harus mengerjakan tugas-tugas sekolahku yang lain. So segini dulu surat dariku.Wassalamu'alaikum Wr. Wb. With Love Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar