Kamis, 17 Oktober 2013
8. From Lina With Love
Seminggu sudah kami menenangkan otak kami setelah seminggu penuh pula menjalani ujian semesteran. Tiba saatnya untuk kembali melakukan rutinitas kami di sekolah.
Siang ini aku tidak sengaja bertemu dengan Lina. Ketika aku lagi membaca brosur-brosur Perguruan Tinggi yang ditempel di majalah dinding sekolah.
“Mbak !,” Lina mamanggil dari belakangku sambil menepuk pundakku. Aku kaget dan berpaling padanya, subhanallah… aku kaget sekaligus senang bukan main. Lina berjilbab !
Ku peluk dia erat “Selamat ya dek… kamu anggun dan cantik sekali dengan jilbab ini,” Senyumnya merekah, “Mbak, ikut aku ke kelas yuk… aku punya something buat kamu.” Aku berjalan dengan Lina beriringan menuju kelasnya.
Tiba di kelas 1.2, “Nih, mbak… buat mbak… dari Madura… Moga mbak senang.”
“Bagus… makasih… kok repot-repot segala dek…” Aku menerima sesuatu oleh-oleh dari Lina. Dia memberikanku sebuah gantungan celurit.
“Nggak repot… sama-sama…,” ujarnya.
“Ya udah kalau begitu thanks ya… aku mau kembali ke kelas dulu”
Tidak memakan waktu yang lama untuk kembali ke kelasku. Di kelas aku menerima banyak tanggapan dari teman-temanku tentang penampilan baru dari seorang Lina. Aku dengan bangga menjawabnya bahwa aku sudah bertemu dan memberikan selamat padanya. Aku bangga karena Lina berhasil merealisasikan keinginannya untuk berjilbab. Aku bahagia sekali hari ini.
----***----
Selepas shalat Maghrib, aku mengambil selembar kertas untuk menulis surat.
Dear Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai dek! … capek ya baru pulang dari liburan. Moga capekmu segera hilang. Alhamdulillah, selama liburan ini aku sehat-sehat aja. Once again, I say thanks to you, makasih… gantungannya bagus. Tapi maaf aku nggak bisa pasang gantungan celurit itu di tasku cos “Nyanthol-nyanthol” alias nyangkut-nyangkut di barang lain. Aku pasang gantungan itu di kunci kamarku.
Dek, kamu tampak lebih feminim pakai jilbab, aku senang dan bangga sama kamu. Sip ! Empat jempol deh buat kamu. Hi… hi… hi… Oh iya, terus bagaimana tanggapan teman-temanmu yang lain waktu lihat kamu dengan penampilan baru ?
Dek, talk about my holiday, he… he… nggak ada yang spesial. I spent my holiday at home. Mau pergi kemana coba ? Aku tinggal punya satu nenek thok ! Itu juga tempat tinggalnya di wilayah Malang juga. Keluarga besarkupun juga tinggal di sekitarku juga. Yang penting bagiku aku bisa refreshing selagi liburan.
Dek, udah dulu ya, next time kita sambung lagi. Istirahat yang cukup biar capeknya hilang.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
With love
Putri
---- *** ----
Setelah surat belasan kuberikan ke Lina, aku kembali ke kelasku. Di depan kelasku sudah berdiri Agus di sana. Tiba-tiba dia memanggilku.
“Eh, Put… kamu kan yang suruh adikku pakai jilbab?” tampaknya Agus sedang mendakwaku, tapi aku melihat raut bercanda di wajahnya.
“Eh, apa ? ... aku yang suruh ? Nggak… Lina sendiri yang ingin berjilbab. Aku tinggal mendukung saja,” jawabku.
“Alah… pasti kamu. Kamu kan yang mengampu dia,” balas Agus lagi.
“Terserah… yang penting dan pasti itu memang keinginan adik kamu,” aku tetap santai menjawabnya karena aku tahu Agus lagi bergurau.
Bel tanda masuk kelas berbunyi. Aku meninggalkan Agus di luar sana, berhubung gurunya sudah datang.
---- *** ----
To : Mbak Putri
di 3 SOS 2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Aloha !! … Apa kabar mbak ? Baik-baik aja? Alhamdulillah kabarku baik-baik saja. Gift ? Oiya, sama-sama. Aku cuma bisa kasih itu habisnya kalau aku belikan yang lebih besar, Ukhti pasti bingung mau taruh dimana. Capeku, Alhamdulillah udah nggak lagi.
Kekhawatiranku ? He… he… he…lumayanlah. Respon pertama emang nggak enak. Ada yang ngejek dan menertawakan aku. Ada yang senyum-senyum aneh. Tapi sekarang udah lebih lumayan, Tapi syukurnya banyak yang mendukung aku, kakakku tercinta, Ortu, Ukhti, Okta, teman-teman sekelas, guru-guru dan banyak lagi. Hal itu bikin aku terhibur dan lebih mantap mengenakan jilbab. Empat jempol ? Wuah bau dong non! 2 jempol tangan dan 2 jempol kaki.
Mbak, aku ingin cerita tentang sisi kehidupanku yang lain. About love he… he… maap banget kalau aku cerita hal ini.
Mbak, waktu pertama kali aku menapakkan kaki di sekolah ini, aku melihat seorang seniorku yang senyum-senyum dan memanggil aku. Aku nggak tahu dia siapa, kelas berapa dan kenapa senyum-senyum ke aku. Aku cuek dan nggak begitu peduliin ini. Trus aku mulai mengenali beberapa seniorku, salah satunya “dia” kita jadi sering bertemu. Dia
sering memandangku. Bukan GR mbak, tapi aku sering menangkap basah kejadian ini, dan tatapannya mengandung banyak makna. Lama-lama aku ngobrol sama dia. Nggak tahunya aku mulai Fallin love sama dia. Kagum! Nggak tahulah ! Bingung ! Alhamdulillahnya aku merasakan feeling itu nggak terlalu dalam. Biasa aja ! Tapi aku tetap merasa feeling itu mengganggu, mengganggu aktivitasku. Aku pengen melupakan feeling ini, supaya masalah ini tidak berkelanjutan.
Mbak, sebenarnya aku masih ingin cerita banyak hal, tapi berhubung masih banyak pekerjaanku yang harus diurus. Jadi kita sambung lagi besok.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Yours
Lina
---- *** ----
Seketika itu juga aku membuat surat balasan untuk Lina.
Dear Adikku Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hey ! apa kabar ? Fine-fine saja kan ? Alhamdulillah kabarku juga baik-baik saja.
Dek, syukurlah kalau mereka tidak lagi mengejak kamu. Biasalah, kalau ada sesuatu perubahan baru pasti jadi hot news dan
dicari kejelekannya dulu. Nggak usah dipikirin, yang penting kamu harus tetap istiqomah ya !
Mm, katanya kapan-kapan kamu mau sharing sama aku ? silahkan … aku siap mendengarkan dan membantu kamu selagi aku masih mampu.
Cie… cie… yang lagi Fallin Love. Siapa dia ? Cluenya nggak jelas.
Dek, kita itu manusia. Fitrah manusia itu mencintai dan dicintai. Selagi masih dalam batas normal dan wajar. Kalau kamu suka sama seseorang itu berarti kamu normal. Tinggal jaga hati dan mata kita. Jaga mata karena masalah ini biasanya karena berasal dari penglihatan. Kalau suka jangan terlalu mendalam coz belum tentu cowok itu besok jadi cowok kita. Berikan cinta kita untuk jodoh kita besok. Hidup tanpa cinta itu memang nggak mungkin. Tapi cinta apa dulu ?
Mamangnya cowok itu siapa ? Boleh aku tahu ?
Eh dek, kalau kamu mau melupakan perasaan kamu itu cara terbaiknya dengan “niat” untuk melupakan. Trus sibukkan diri kamu dengan hal lain. Nanti pelan-pelan kamu pasti bisa melupakan dia.
Oh iya maaf ya dek, aku masih harus mengerjakan tugas-tugas sekolahku yang lain. So segini dulu surat dariku.Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
With Love
Putri
7. Pasca Test
Seminggu ini berlalu penuh warna. Usaha dan do’a menghiasi hari-hari belakangan ini. Kebanyakan dari kami berwajah sedih pasca test ini. Pada dasarnya aku juga begitu, tapi pasrah, tawakal dan do’a aja. Yang penting aku sudah melakukan yang terbaik yang aku bisa.
Sebuah surat balasan sudah aku siapkan untuk Lina.
Dear Lina
Yang telah menunggu lama
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar ? Smoga always fine and me too. Amiin…
Sorry dek, aku baru bisa balas suratmu sekarang karena “pending” test kemarin. Gimana ujiannya sukses besarkan ? Smoga iya. Kalau aku sih sukses besar ujiannya, karena menjawab soalnya berhasil ngawur. Alias yang aku nggak bisa jawab, aku silang indah.
Dek, aku pengen kuliah di Malang aja, cuz yang dekat aja. Kalau aku kuliah di Yogyakarta … udah bayar uang kuliah, bayar kost, uang jajan dll. Banyak banget pengeluarannya. Toh di Magelang juga bagus. Bersyukur masih bisa kuliah. Tapi nggak tahulah aku bisa kuliah atau nggak, tergantung situasi dan kondisinya besok. Kalau ditawarkan kuliah, yang sebenar-benarnya aku pengen di Yogyakarta. Tapi kalau mampunya di Malang pun tak apalah. Ee… terpaksa nggak kuliah juga ngak apa-apa, aku akan terima. Gantian pengertian sama kondisi monetary ibuku. Toh juga kuliah masih bisa besok-besok. Masih ada hari esok.
Eh, aku lihat-lihat kamu sama brother kamu itu akrab ya ! Sebenarnya kamu bisa loh merubah sifat kakakmu sedikit demi sedikit.
Dek, Liqo’nya gimana ? Cuz sorry sekarang aku udah mulai nggak mengampu kalian lagi.
Udah dulu ya dek ! Next letter kita sambung lagi.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Puteri
Ketika surat ini kuberikan padanya, satu hal yang paling aku suka dari Lina. Senyumnya, senyum yang takkan sirna darinya.
---- *** ----
To : Ukhti Putri Nuraini
di SOS 2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hi… Girl !
Gimana kabarnya ? Kelihatannya tidak terlalu baik ya ? Kalau begitu sama dong. Aku selama ada tes pengendalian mutu juga stres berat. Tiap malam pasti susah tidur. Soalnya siangnya sudah tidur. Wah, gimana nggak stress ya ? Tiap malam dikejar-kejar waktu, alhasil aku harus menerapkan kedisiplinan.
Tentang keterlambatan Ukhti, aku maklum kok ! Kita berdua kan lagi fokus ke study. Nggak apa-apa.
Ujianku ? Ha… ha… ha… ujianku begitulah. Gimana nyritainnya. Pokoknya ujianku lumayanlah.
Ooo… alasan mbak ingin kuliah di Malang karena itu toh… aku maklum deh.
Then, about my relationship with my brother. Hubunganku dengan dia tergolong “paling baik” diantara yang lain. Communicationku ama dia bisa nyambung dan kita juga bisa akrab (dibanding dengan yang lain). Ngerubah dia ? Aku rasa itu ide bagus tapi harus pelan-pelan banget. Dia tipe orang yang susah untuk diubah. Dan untuk merubah kepribadian dia butuh kehati-hatian yang extra. Bagaimanapun juga kita masing-masing juga punya privacy sendiri-sendiri. Biarin dia berubah dengan berjalannya waktu. Yang aku rasakan saat ini sih sayangnya besar banget ke aku dan sayangnya itu tulus banget.
Mbak, jadi sekarang mbak cuma jadi bintang tamu ya ? Tapi mbak Nining masih kan ? Eh kalau nggak salah dia juga kelas tiga kan ?
I think segini dulu balasan dariku. Sorry kalau ada kesalahan and thanks for all.
Yours
Lina
6. BREAK DULU YA !
Besok Senin, kami akan menghadapi Ujian Semester. Ah, pusing deh ! Dengan rutinitas yang monoton seperti ini. Tapi ini memang konsekuensi sebagai seorang siswa. Lebih-lebih sekarang sudah kelas tiga. Adanya cuma KBM, Les, itu… terus and yang terakhir ujian.
Debu-debu beterbangan di area SMA. Wow… polusi. Wajahku dan teman-teman sudah “mengkilat” berminyak karena debu dan keringat. Tapi cuma beberapa sih yang ikut berpartisipasi dalam acara bersih-bersih kelas untuk ujian semesteran besok Senin. Yang lainnya ada yang cuma nonton. Parahnya lagi ada yang kabur ke kantin. Uh, payah kurang bertangggung jawab !
Setelah semuanya bersih, Puspa temanku menghampiriku.
“Put, makan yuk… cacing-cacing dalam perut sudah mengadakan aksi protes,” ajaknya.
“Yuk, kebetulan aku sudah laper berat,” jawabku.
Di jalan menuju kantin, aku bertemu Lina.
“Mbak, mana suratnya ?”
“Duh, maaf dek, belum sempat nulis… istirahat dulu ya lagi mau tes,” usulku.
“Oke, break dulu…” kemudian Lina pergi.
Rabu, 16 Oktober 2013
5. Suka Dukamu
Kebetulan memang merupakan suatu hal yang tidak disengaja. Seperti halnya kali ini, ketika aku lagi ke toilet menggantarkan temanku. Ternyata aku bertemu dengan Lina. “Ah … Lina lagi… Lina lagi… Hobi kok ke toilet, dek… dek… “candaku.
“Lha, mbak juga iya kan!” balasnya.
“Eit, jangan salah … aku cuma nganterin temanku kok …”elakku
Lina bersalaman dengan temanku, ”Lina”
“Rasti, panggil imut juga boleh …,” imut memperkenalkan diri.
“Narsis banget! Sana masuk … Lina sudah keluar tuh … “suruhku.
Lina memukul tanganku kemudian pergi.
Surat!
“Eh … dek … Lina, tunggu … ini suratnya! “teriakku.
Ku kejar Lina, ugh … syukur belum jauh. Kemudian Lina pergi setelah menerima suratku. Dan aku kembali menunggu temanku lagi.
---- *** ----
Surat menyurat dengan Lina tergolong kilat. Baru lusa kemarin dia balas suratku, kemarin sudah kubalas. Begitu juga sebaliknya, sekarang aku sudah dapat surat balasan dari Lina.
To : Ukhti Putri Noeraini
di SOS 2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Halo juga mbak! Kabar? Baik ! Kalau mbak gimana ?
Ukhti, trims udah mau membalas surat dariku.
Pas Ramadhan kemarin maaf sekali ya mbak, kita smua capek … he … he … he …
Alhamdulillah kalau mbak mau berkomunikasi by letter, meski mbak besok udah nggak ngampu kita-kita lagi.
Mbak, indeed, aku belum kenal sama yang namanya Mbak Nining. Orangnya yang mana saja aku nggak tahu. Perhaps, coz dia pendiam ya ? Ya … kalau orangnya yang mana saja aku nggak tahu gimana cara sharingnya? He … he … he …
Mbak kayak selebritis aja, bintang tamu nih ye ?! He… he… he…
Thanks banget atas kesediaan mbak menyimpan rahasiaku.
Mbak, aku ini tidak menganggap diriku tomboy. Nggak tahu kalau orang lain gimana. Kadang capek juga pengennya yang biasa aja. Apalagi ditambah nama besarnya Agus. Aduuuh … beban berat deh. Ada banyak suka dan duka. Sukanya, nggak ada yang gangguin aku. Nggak enaknya, coz Agus terkenal “trouble maker”, aku pun dikira sama dengan dia. Ditambah lagi my style kayak begini. Repoot !! But
aku mau pakai jilbab bukan karena itu saja. Aku mau pakai jilbab soalnya ada yang beda after aku pakai itu. Rasanya pasti tenaang … banget. Selain itu juga aman. Ya pokoknya gitu deh !!!.
Mbakku yang dark sweety (hitam manis bo!) aku cuma sanggup nulis segini. Besok kita sambung lagi. Salam boeat Mbak Imoet ya …
Salam amit-amit …
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yours
Lina
Haa ?! Lina belum kenal sama Dik Nining ? Wah nggak beres ini. Maka akupun langsung menulis surat balasan untuk Lina.
Dear : My Little Sister Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hai dek!!! Gimana kabarnya ? I hope your always fine. Amin. Aku juga baik-baik saja.
Dek, yang bener kamu belum kenal sama Mbak Nining ? Kebangeten deh…. Sungguh terlalu… Mbak Nining itu Mbak Rohis yang jadi partnerku di setiap Liqo’. Perasaan waktu itu, waktu pertama kali Liqo’ udah kenalan deh… Lupa ?
Nanti kalau aku sudah tidak ada di Liqo’ kalian, secara otomatiskan Mbak Nining yang nerusin bersama Mbak Tria. Nah, pelan-pelan kamu juga pasti dekat dengan dia. Sering komunikasi terus kan bisa jadi tempat yang asyik untuk sharing. Gitu ! He… he… he… ideku baguskan untuk jadi Guest Star !
Dek, aku ngerti perasaanmu sebagai adik dari seorang “Agus”. Aku bisa ngerti kamu selalu berada di bawah bayang-bayang nama besar kakakmu. Tapi, aku rasa kamu bisa merubah sifat-sifat kakakmu dan kelakukan-kelakuannya. Kamu kan adiknya… jadi yang lebih mengerti Agus secara dekat kan keluarga, termasuk kamu. Apa kekurangan dan kelebihan dia kamu pasti tahu. Walau aku tahu merubah kepribadian diri seseorang itu sangat susah. Tapi aku yakin, Insya Allah you can…
Dek, ntar eh… besok aku sampaikan salam buat mbak Imutnya ya ?
Sorry, aku cuma bisa nulis segini dulu.
Thanks and Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
With Love
Putri Nuraini
NB : Nanti malam ada acara pengajian di rumah
Mau nggak aku bawakan makanan enak-enak besok ?
---- *** ----
Setelah aku memberikan suratnya, aku kembali ke kelas. Ah… kebetulan sekali, pagi ini Imut sudah datang ke sekolah. Aku menghampiri Imut.
“Mut, dapat salam,” sapaku
“Oh… dari siapa, Put?”
“Dari Lina, katanya salam amit-amit.” Aku dan Imut tertawa bersama.
Aku beralih dari Imut menuju ke bangkuku. Sudah ada Mbak Andari disana. Temanku yang satu ini memang paling tertib berangkat sekolahnya. Hari masih pagi begini sudah di kelas baca-baca buku pelajaran dari pada menganggur. Benar-benar siswa teladan.
Siang harinya aku bertemu Lina dan Okta lagi. Ku sampaikan salam balik dari Imut untuknya. Lina pun tertawa.
Senin, 21 Januari 2013
4. I’ll Wear “It”
Hari Jum’at ini ada jadwal Liqo FADILAH AZ-ZAHRA, kelompoknya Lina. Seperti biasa, hanya aku Nining yang mengampu mereka. Ketika di kelas, Lina mendekatiku dan duduk disampingku. Dia membisikkan sesuatu, “Mbak, nanti bisa bicara bedua saja ga?”
Aku tersenyum, “ya bisa dong, nanti habis Liqo’ ya!”.
Maka hari ini Liqo’ berjalan seperti biasa sampai Liqo’ selesai. Semuanya keluar meninggalkan kelas. Kecuali aku dan Lina yang masih duduk.
“Mau cerita apa dek?,” tanyaku.
“Bagaimana ya mbak, aku bingung cerita dari mana? Mm … begini mbak, aku tuh sebenarnya ingin sekali berjilbab.”
“Oh … bagus itu, I’m happy to hear that,” kataku
“Tapi mbak, aku belum siap.”
“Belum siap. Belum siap apanya?”
“Ya … kelakuan aja masih kayak begini. Apa kata mereka kalau lihat aku berjilbab? Ya … mbak tahu sendirilah kakakku siapa dan karena ketenaran kakakku, secara otomatis, mereka juga kenal aku yang notabene adiknya Agus.”
Kasihan Lina. “Nggak usah dipikirkan itu dek kata-kata mereka. You are you, they are they … Mm … Begini, kamu itu orangnya cuek. Gunakan aja kecuekan kamu untuk mengatasi ke nggak percayadirian kamu atas kata-kata mereka nantinya yang mungkin bisa mematahkan semangat kamu.”
Lina hanya diam. “Yang pasti sekarang aku belum siap, tapi suatu saat aku pasti akan datang ke sekolah with it”. Aku memakluminya.
“Mbak, kayaknya kok nggak puas ya kalau sharingnya hanya lewat Liqo’,” Lina berkata lagi.
“Ya, kalau kamu nggak puas. Kita bisa surat-suratan,”saranku.
Lina berpikir, “nggak keberatan nih mbak?”
“Why not? Oke-oke aja,” jawabku.
“Ya udah mbak, thanks banget udah mau denger ceritaku.”
“Never mind. Kalau aku bisa bantu Insya Allah aku bantu”
Aku berjalan beriringan dengan Lina, “terus, pulang sendirian, dek?”
“Iya. Ah, sudah biasa mbak, kan aku juga naik motor. Mbak juga sendirian?”, Lina tanya balik.
”Aku masih nanti pulangnya. Masih ada Liqo’ sama teman-teman,” jawabku.
“Oh… begitu…”
“Ya udah, hati-hati di jalan, nggak usah ngebut,” pesanku.
Kami berpisah. Aku menuju kelas IPS untuk Liqo’. Mentor dan teman-temanku sudah menunggu di sana.
--- *** ---
Dari keputusan pada awal rapat bahwa eks Rohis yang sekarang kelas tiga hanya membantu Rohis kelas dua dalam program Liqo’ hanya satu semester saja. Soalnya di semester berikutnya kelas tiga sudah mulai memfokuskan diri untuk menghadapi UNAS. Jadi kalau dihitung, aku menjadi partnernya dik Nining tinggal tiga kali meeting lagi. Ini berarti tanggung jawabkupun hampir berakhir.
Di Liqo’ Jum’at ini aku memberitahukan mereka kalau pertemuanku dengan mereka tiggal dua kali lagi besok. Mereka kaget bercapur sedih. Wajah mereka mendung benar. Aku tidak tega melihatnya. But what can I do? Ini sudah kesepakatan yang diambil.
“Saat pulang sekolah keesokan harinya, Lina menghampiriku dan memberikanku sepucuk surat.” Dibaca nanti ya!” pesannya.
Kemudian ku baca surat itu di dalam bus.
Toex : Mbak Putri
di SOS 2
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Gimana kabarnya mbak? Smoga mbak always fine and under our god’s care. Okay? … (Sorry campur-campur bahasannya). Alhamdulillah aku dan my pren baik-baik aja.
To the point ya Ukhti,
Wah mbak, kok cepat banget ya our meeting? Katanya tinggal dua kali lagi. Kirain masih ada beberapa pertemuan lagi. E … ternyata situ udah hampir nggak ngampu kita lagi.
Mbak yang hitam manis, aku mau ngucapin thanks and sorry banget. Thanks a lot for you suggests for me. Trus porgipe me juga ya! Aku kan sering ngebatalin pertemuan Liqo’ kita and suka ejek-ejekan sama Ukhti. Maaf ya ! gak ada maksud untuk menghina !
Eh thi, aku mau nyeritain sejarahnya situ bisa ngampu Liqo’ kita. Begini dulu waktu ditawari pengampu Liqo’, aku disuruh memilih (soalnya dapat dua pengampu) pengampu yang pertama situ c.s. Dan
yang kedua Nana C.s. akhirnya aku pilih situ C.s. Aku kenal sama Tria trus yang Nana aku berikan ke teman kelompokku yang lain :
Pertama-tamanya kagok juga sih ! Aku kan belum pernah ketemu sama mbak. Membayangkan saja, you pasti sangar ya … pendiam and kaku. Ternyata you ceria banget, enak diajak ngobrol, asyik, enjoy! You juga punya sense of humor hi … hi … hi…
O’iya mbak … dulu aku pernah told you “Something special” to? Tolong disave ya ? I trust you. Mungkin buat orang lain hal itu sepele banget, tapi buatku ya … pentinglah. Aku juga nggak berani gembar-gembor sama orang-orang. Yang tahu juga cuma beberapa orang. Biarinlah! Yang penting, one day … I’ll come to school with it. Insya Allah.
Oke deh mbak, capek nih … ngantuk… so segini dulu ya. Tomorrow kalau ada waktu lagi kita sambung lagi komunikasi ini. Insya Allah ! Bye…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yours
Lina
--- *** ---
Tiba dirumah ketika sedang istirahat, ku limpahkan segenap hatiku untuk membalas surat dari Lina.
Dear Lina
Whereever you are
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
A’o dek, apa kabar? Moga baik-baik aja. Amin … aku juga baik-baik aja.
Oh iya dek, kemarin waktu Ramadhan, aku sebenarnya sedih banget coz cuma sekali aja pertemuan kita diawal Ramadhan. Kalau yang aku inginkan waktu itu kita Liqo’ biar lebih banyak waktu bertemunya. Tapi ya sudah nggak apa-apa. Kalaupun besok aku sudah tidak berada di samping kalian, masih ada Mbak Nining. Curhat-curhatan sama dia juga asyik, sama saja. Mm … I have an idea bagaimana kalau suatu saat nanti, aku muncul lagi di Liqo’ sebagai bintang tamu. Mungkin seru kali ya ?
Insya Allah aku akan mensave rahasiamu. Eh by the way, aku tuh salut sama kamu. Kamu bisa ceria setiap hari. Bisa nutupin masalah-masalah kamu dengan ketomboyan dan kecuekan kamu seakan-akan kamu tidak punya masalah.
Dek, I think segini dulu ya suratnya. Kita sambung di surat yang lain. Sorry and thanks. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
With love
Putri
3. Forca To WC!
Secara tidak sengaja, aku jadi sering ketemu dengan Lina dengan sahabatnya yang selalu menemaninya, Okta. Aku sendiri sering ketemunya saat lagi berjalan dengan teman sebangku ku Riandari, juga anggota Rohis. Dan yang lebih aneh lagi, kita sering bertemu di tempat yang mungkin dianggap kurang bagaimana begitu …, WC.
“Hai mbak Amin, … ,” sapa Lina dan Okta ketika lewat di depan kelasku. Aku mendelik, melotot kaget dan tidak mengerti, “Kok mbak Amin?...” mereka tertawa cekikikan.
“Kan mbak, kalau lagi Liqo’, teman-teman sering bilang Amin … Amin … begitu kan,” jelas Lina.
“Oh… begitu… “aku tersenyum. “mau ke WC ya dek…”godaku.
“he..he..he…” Mereka tertawa,” Lo, mbak sendiri mau ke mana?”
“Sama, ke WC tapi cuman nganterin teman. Kenalan dong …”suruhku pada mereka. Mbak Andari menyalami mereka “Andari …”
“Lina …”
“Okta …”
“Sana gih, kalian duluan yang masuk,” ku persilahkan mereka duluan ketika sudah sampai di depan WC. Setelah selesai, mereka keluar.
“Duluan balik ya mbak … yuk dah …dah…dah… Bye…bye… besok kita Forca to WC lagi ya,” mereka kembali ke kelas sambil cekikikan.
Forca to WC? Apaan tuh .. What’s the mean ? Aku cuma menggeleng-gelengkan kepala. Ada-ada saja.
2. Perkenalan
Setelah semua kelompok sudah ada yang bertanggung jawab, maka diputuskan bahwa hari Jum’at ini setelah semua pulang sekolah, semua anggota Rohis mengumpulkan anggota Liqo’ mereka masing-masing.
Aku tergopoh-gopoh menuju musola mencari pasanganku. Aku disambut oleh Dik Nining, “Mbak, kita hanya berdua, Mbak Tria nggak bisa ikut. Ada rapat OSIS katanya”.
“Oh… Dik Tria nggak bisa ikut, ya sudah nggak apa-apa. Kita berdua juga nggak apa-apa, yang penting niat kita,” ucapku, ”sekarang saja yuk, kasihan kalau mereka kelamaan nunggu”.
Tiba dikelas 1.2 kami menyapa mreka dengan salam, setelah menjawab salam kami, terdengar lirih kasak-kusuk mereka karena kedatangan kami. Kami hanya tersenyum.
“Ayo dek, mejanya kita atur supaya semuanya bisa duduk melingkari meja,” ajakku pada mereka agar bersama-sama mengatur meja. Setelah semuanya beres, acara dimulai.
“Kita mulai ya … Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh”. Mereka menjawab salamku. “Alhamdulillahirobbil‘alamin, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga atas anugerah serta hidayah-Nya sehingga pada kesempatan kali ini bisa bertemu pada acara Liqo’ tanpa halangan suatu apapun.”
“Amin …” jawab mereka serempak
“Tak lupa sholawat serta salam selalu tercurah pada Nabi kita Muhammad SAW serta para sahabatnya yang pantang menyerah menegakkan agama Islam.” Ku pandang wajah mereka. Eh, ada yang wajahnya persis seperti Agus, jangan-jangan dia adiknya ?
“Mm… langsung perkenalan ya,” senyumku menekan mencairkan suasana yang kaku.
“Kenalkan nama saya Putri Nuraini, cukup panggil Putri saja. Alamat saya di Malang” paparku,. “Sekarang gantian…,” pintaku.
“Mbak, TTLnya?” tanya mereka
“Wah, TTL segala, penting ya?” aku basa-basi
“Penting dong Mbak …” sahut mereka.
“Ya udah, saya lahir tanggal 6 Juli 1987 di Jayapura”
“Jayapura Mbak? Jauh banget … kok bisa sampai sini?” mereka takjub.
“Yah pokoknyalah … kalau diceritakan terlalu panjang, yang penting saya ikut orang tua saya, Any question?”
“Nggak ya, kalau begitu gantian partner saya yang memperkenalkan diri. Diteruskan kalian ya, silakan mbak …,” aku mempersiapkan Nining untuk berkenalan.
“Makasih Mbak, kenalkan nama saya Wahyuningsih Panggil Nining saja. Alamat sama dengan Mbak Putri, tapi beda desa. TTL 13 Oktober 1988 di Malang”.
Kemudian secara bergantian mereka memperkenalkan diri. Dari mereka aku mendapatkan data 12 anak, yaitu : Siti, Lestari, Wati, Tatik, Mawar, Yani, Okta, Tutik, Retno, Rika, Yola, Lina. Dan benar, ternyata ada salah satu diantara mereka memang adiknya Agus. Namanya Lina. Nama lengkapnya Lina Hapsari. Shock! Sudah pasti itu.
“Oke, semuanya sudah memperkenalkan diri, sekarang kita tentukan waktu Liqo’ bagaimana? Mau satu minggu sekali atau dua minggu sekali?” tanyaku.
“Dua minggu sekali mbak, kalau tidak ada KJS”, jawab mereka.
“Dua minggu sekali pada saat tidak ada Kajian Jum’at Sore,” aku mengulangi jawaban mereka. “Jadi habis pulang sekolah jam 10.15, kita Liqo’nya jam 10.30 sampai jam 11.30, ya …” jelasku, mereka mengangguk.
“Trus program Liqo’ kita apa saja nih?” tanyaku lagi
“Pokoknya ada materi, terus juga ada refreshingnya juga, biar nggak ngebosenin, setuju nggak dek ?” tanya Nining.
“Setuju mbak, terus ada sharingnya juga mbak…”
“Ya, boleh … kalau begitu sekarang yang jadi ketua Liqo’ siapa” tanyaku.
Adegan saling tunjuk terjadi. Suasananya menjadi gaduh. Banyak diantara mereka yang memilih Lina.
“Udah… udah… nggak usah saling tunjuk, kita voting aja. Yang memilih Lina siapa? “aku menengahi. Ada enam anak yang mengacungkan jarinya.
“Pendukungnya Yola siapa saja?” tiga anak yang memilihnya.
“Oke, berarti yang memilih Tutik cuma satu anak ya…”
Aku memandang mereka semua. “Yang jadi ketua Dek Lina, setuju?”
“Setuju …” kompak sekali mereka menjawabnya.
“Eh Mbak, kalau nggak bisa bagaimana?”, Lina tidak setuju.
“Bisa kok dek, kamu pasti bisa. Ini teman-teman kamu yang memilih loh, bukan saya,” Lina tersenyum. Aku juga membalasnya dengan senyum. Ternyata Lina tidak horor seperti yang aku duga. Dia bahkan gadis yang manis.
“Terus yang jadi wakil Yola, sekretarisnya Okta, bendaharanya Tutik, bagaimana?” aku meneruskan lagi.
“Iya mbak …”, jawab mereka
Tak terasa sudah satu jam berlalu. “Kalau begitu berhubung sudah jam setengah sebelas, kita sudahi Liqo’ kita hari ini. Semoga bermanfaat. Mari kita tutup dengan membaca hamdalah bersama-sama”
“Alhamdulillahirobbil’alamin…”
“Kalau ada apa-apa, cari saya di 3 IPS 2 ya …”
Mereka perlahan-lahan meninggalkan kelas. Aku mengikuti mereka keluar kelas. Lina kemudian mendahului aku.
“Ayo mbak …”sapa Lina ketika aku sedang berbicara dengan Nining.
“Oh … iya dek, hati-hati ya…,” jawabku.
“Iya mbak, duluan ya …,” aku mengangguk.
Tiba di Musola, aku berkumpul dengan teman-temanku. “Ih… jahat mbak Widya, katanya adiknya Agus di kelas 1.1! “protesku
“Loh... emang kamu dapat Liqo’nya adiknya Agus? Ya … maaf kan aku juga belum tahu pastinya,” aku mengangguk.
“Namanya siapa mbak? Katanya namanya Lina?” tanya Tia, teman perjuanganku juga.
“Iya, namanya Lina, orangnya cantik dan ternyata tidak horor seperti yang kubayangkan,” jelasku.
“Nah tuh… nggak horor kan…,” sekarang gantian mbak Widya yang memprotesku.
Aku pun meringis lebar ke arah mbak Widya.
Langganan:
Komentar (Atom)