Rabu, 06 Agustus 2014

11. What Happen With You ?




To Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hai dek, how are you? Aku baik-baik saja cuma sedikit kecapean. But pada umumnya aku fine-fine aja. Udah mau ujian lagi, stress! Belajar, belajar dan belajar!
Dek, kamu lagi ada masalah dengan komunikasi kamu? Kenapa? Coba deh kamu baca Al-Ma’fsurat[1] kalau aku lagi berhalangan sholat atau lagi ada trouble, dengan baca Al-Ma’tsurat hatiku jadi lebih tenang.
Merasakan kebesaran dan keagunganNya itu memang luar biasa. Pasti ada banyak kenikmatan yang terselubung dibalik suatu cobaan yang kita hadapi.
Dek, jadi orang yang mandiri itu sulit ya! Sulit untuk benar-benar mandiri. Kita pasti masih membutuhkan orang lain. Bahkan mungkin untuk meraih predikat dewasa itu sulit. Aku merasa aku ini masih childish padahal umur sudah berapa? Ah … biarkan berjalan apa adanya.
Dek, do’akan aku ya biar aku bisa lulus dengan nilai yang baik. Sungguh … kalau setiap orang ditawarin untuk siap ikut ujian pasti mereka nggak siap ikut ujian, apalagi ini sebuah konsekuensi yang harus diambil. Tanya saja pada teman-temanku pasti mereka menjawab belum siap untuk ujian. Apalagi aku … But I’ll try to do the best!
Mungkin segini dulu suratku, lain kali kita sambung lagi. Aswan …

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Puteri

---- *** ----

Aku berjalan di Hall sekolah untuk mencari seorang Lina. Tapi Lina tak ada disana. Mungkin dia dikelasnya. Aku langsung pergi ke sana.
Di pertengahan jalan aku bertemu Ani, temanku.
“Ani sini deh, aku mau ngomong sebentar sama kamu. “Ani mendekatiku
“Ada apa Put?” tanyanya
“Nggak ada apa-apa. Tapi aku mau ngrepotin kamu. Aku minta tolong nih … tapi maaf lho..”
“Nggak apa-apa santai saja .. emangnya apa yang bisa aku bantu,” katanya
“Anu, rumah kamu dekat kan sama toko yang menyediakan Al Ma’tsurat” Ani mengangguk,” Aku titip tolong dibelikan satu ya, mau aku buat hadiah teman,” jelasku.
“Oke, beres…”
“Nanti aku ganti uangnya,” kataku kemudian
“Halah … nggak usah dipikirkan … santai aja,” kemudian Ani berlalu pergi.
“Thanks,” kataku setengah berteriak Ani tersenyun kepadaku.
Sementara itu Lina melambai-lambai tangannya kepadaku.
“Sini mbak …,” teriaknya. Aku mendekatinya dan menyerahkan surat balasan.
“Duduk-duduk dulu, cerita-cerita sama kita,” anak buahku yang lain memintaku untuk bergabung bersama mereka sampai bel masuk berbunyi. Aku tak kuasa untuk menolak ajakan mereka.
Lina datang bersama kakaknya, Agus, kesekolah keesokan harinya. Dia mencariku ke kelas tapi lewat jendela yang berhadapan langsung dengan tempat parkir.
Dia memberiku sepucuk surat. Tapi di kelas ramai jadi tidak langsung aku baca surat itu.
Aku berjalan keluar kelas. Menghampiri kerumunan teman-temanku yang lagi pada jongkok didepan kelas. Saat asyik ngobrol-ngobrol dengan mereka. Ada sebuah tendangan kecil mendarat di kakiku. Aku sebel karena aku merasa terganggu dengan tendangan itu. Tapi aku tahu itu cuma ulah temanku yang iseng. Aku menoleh ke arah temanku yang menendangku dan mataku langsung terbelalak kaget. Agus! Rupanya dia masih mengibarkan bendera perang kepadaku. Menyebalkan melihat dia senyum-senyum begitu. Tapi aku tahu Agus hanya bergurau. Karena aku lihat di wajahnya tidak ada tampang marah atau kurang senang. Dan dari cerita Lina, aku tahu kalau Agus juga ikut mendukung Lina untuk berjilbab. Ku tanggapi gurauannya dengan membalas tendangannya, tapi tidak kena karena aku memakai rok panjang. Alhasil aksi kejar-kejaran pun terjadi di dalam kelasku. Teman-temanku menyoraki kami, Capek! Akupun berhenti berlari dan membiarkan Agus mengejekku.
Baru pagi begini keringatku bercucuran karena aksi kejar-kejaran baru saja. Aku bersyukur karena setelah itu bel masuk berbunyi. Dan ini berarti saat yang tepat untuk membaca surat Lina.




To : Mbak Putri
        di 3IPS2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Halo… Apa kabar ? Aku baik-baik saja. Lumayan sibuk. Capek banyak tugas. Banyak Pe-Er and bentar lagi aku bakalan banyak ulangan, jadi harus ekstra belajar.
O… iya gimana dengan sekolah mbak ? Aku lihat mbak sibuk banget, ya… pastilah Mbak sudah mau ujian akhir. Belajar keras girl !
Eh, mbak bisa kasih tahu Al-Ma’tsurat yang mbak bilang ke aku ngga ? Siapa tahu bisa membuat hatiku lebih lega. Insya Allah.
Mbak, aku mau curhat something ke you. Tentang Arsyad. Aku lumayan jarang ketemu sama dia, and kalau ketemupun aku pasti berpaling. Takut kalau aku senyum nanti dia melengos. Ya udah sekarang tiap ketemu sama dia, aku tutup mukaku pake jilbab untuk menghindarkan tatapan aku ke dia.
He… he… tinggal dua bulan kagi ya ? Nggak kerasa sih sebentar lagi kita pisah. Kehilangan ? Insya Allah nggak. Sekalipun kita nggak ketemu, kita masih bisa ketemu lewat surat. Meskipun pastinya jadi lebih susah.
Mbak, aku pengen banget bisa medo’akan kalian semua. Semoga semuanya bisa lulus. Amin…
Mbak, jadi orang mandiri itu memang susah. Gimanapun juga kita sering bergantung sama orang lain. Kekanak-kanakan ? He… he… biasa ! Dewasa itu relatif. Umur boleh tambah tapi dewasa itu relatif. Semuanya orang lain yang menilai, tapi dewasa datang tanpa dipaksa.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina


[1] Al Ma’tsurat : Wazhifah sughra à kumpulan do’a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar