Rabu, 06 Agustus 2014

15. Ujian Praktek



Aku mulai memasuki tahap ujian praktek. Kali ini praktek Bahasa Inggris, writing, menulis artikel. Topik sudah ditentukan (diundi lewat memilih gulungan kertas). Dan aku mendapat topik tentang “Youth” alias pemuda. Bingung bahasan apa yang ingin aku tulis, akhirnya aku memilih untuk menulis surat untuk Lina dulu sebagai pemanasan.


Dear my Sweety Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dek, apa kabarmu? Alhamdulillah aku sehat wal’afiat meskipun semakin banyak tugas yang harus diselesaikan segera.
Marah? Nggak! Aku paling nggak bisa marah. Aku akan marah kalau masalahnya sudah keterlaluan dan sangat sensitif buatku. Santai aja! Aku cuma semakin sibuk.
Aku mau cerita sesuatu ke kamu. Tau nggak teman-temanku bilang apa tentang kita. Mereka bilang kalau aku itu “guru spiritualnya” kamu. Mungkin karena kamu sekarang berjilbab. Jadi lucu… Mana mungkin lah aku bisa jadi guru spiritual kamu, seperti aku itu sudah sempurna saja… Kamu kan sudah ku anggap seperti adikku sendiri. Seperti adek-adekku yang lain. Walaupun aku tidak akan pernah punya adik kandung. Iya nggak?
Langkah yang kamu ambil supaya nggak emosian yaitu kamu harus tetap kontrol diri. Jangan sampai emosi itu melanda kamu. Rasa emosi seperti itu tidak akan bertahan lama. Nanti juga kembali seperti semula.
Ah dek, aku jadi kurang percaya diri untuk menghadapi ujian. Nggak siap! Tapi aku akan terus berusaha to do the best! Praktek writing Bahasa Inggris yang aku dapat saja aku nggak tau mau membahas pemuda yang bagaimana. Besok aja deh baru aku pikirkan. Sekarang aku capek … pusing …
Ya udah ya dek, aku hanya mampu balas segini. Next time kita sambung lagi. Thanks and Sorry.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri
Kapan aja kamu mau cerita-cerita berdua. Call me OK!


---- *** ----


Aku sedang berada di Perpustakaan esok siangnya. Lagi mencari referensi yang bagus untuk materi artikelku. Tiba-tiba Lina mengagetkanku dari belakang :
“Cari buku apa mbak?,” Aku terkesiap kaget Lina tertawa.
“Oh Lina … Ini aku lagi cari referansi untuk artikel,” jelasku.
“Kayaknya kemarin di Perpustakaan Daerah aku sempat lihat buku tentang pemuda dan cara untuk menghargai kemampuan yang mereka miliki. Pokoknya kayaknya cocok artikel mbak Putri,” Lina menawarkan bantuan saran,” besok aku pinjam ya …”
“Oh …boleh-boleh … nggak nolak … thanks banget ya dek “

---- *** ----

Salain itu aku juga berkonsultasi dengan orang-orang terdekatku demi keberhasilan artikel yang akan aku buat. Aku juga mempelajari artikel-artikel kepunyaan kakak-kakak kelasku yang sudah lulus. Melihat isi dan bahasa artikel mereka.
“Mbak, ini bukunya semoga bisa membantu,” Lina menyerahkan sebuah buku kecil, eh iya ini juga suratnya”
“Thanks ya dek, segera aku kembalikan begitu aku selesai.”
“Ya… nggak usah terburu-buru dipakai aja dulu…,” kemudian Lina pergi.


 


To Mbak Putri
di SOS2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar mbak? Aku lihat mbak baik-baik saja kan? Alhamdulillah kalau begitu. Kabar jasmaniku Alhamdulillah baik, tapi kabar hatiku lagi kurang baik. Semoga Allah dengan segala kekuasaanNya selalu memberikan kebalikan-kebaikan di sekeliling kita. Amin! …
Mbak, pe-de aja lagi dengan kemampuan yang kita miliki. Aku yakin kalau Allah SWT always love and protect you.
Ada-ada saja teman-teman mbak! Ya nggak lah mbak memang bukan guru spiritualku aku akui kalau mbak ikut berperan serta dalam mengenalkanku pada jilbab. Tapi itu kan hal baik. Iya kan?
 Iya … bener, mbak memang punya banyak adek dan menurutku sah-sah saja tuh! Bukankah kita sebagai manusia memang bersaudara? Teman-teman mbak memang penuh warna. Majikuhibiu … he 3x
Mbak, aku nggak tahu apakah mungkin hal ini terjadi karena aku sedang dalam masa-masa sulit atau apa tapi aku merasa hal-hal yang sebelumnya biasa tapi sekarang jadi nggak biasa. Tentang diriku, lingkunganku, orang-orang di sekitarku, perasaanku, dan masih banyak lagi.
 Aku jadi sering merasa bingung, bingung yang tidak biasa. Yang membuatku takut adalah jika aku sampai menyangsikan kebenaran agamaku sendiri.
Aku merasa ini aneh, aku tidak tahu kepada siapa tepatnya harus bertanya supaya aku bisa mendapatkan jawaban yang benar. Yang membuat aku puas dan membuat nuraniku benar-benar yakin. Aku takut jika hal ini berlanjut maka aku termasuk dalam orang-orang yang sesat. Jika bisa membantu, aku mohon kesediaannya untuk membantuku, OK?
Sorry and Thanks.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours
Lina

“Saat ku mulai bingung dan kehilangan pijakan …
Saat aku tidak bisa mempertanyakan langsung pada-Mu …
Saat aku membutuhkan jawaban …
Akankah Engkau memberikan Hidayah Mu??
Agar aku tak salah berjalan …
Agar hidup ini hanya terisi dengan Asma Mu …
Dengan cintaku pada Mu, ya Rabbku …”
ALLAHUAKBAR !!!

----***----

Aku mengambil secarik kertas dan penaku mulai menarik-nari diatasnya. Aku sungguh sedih setelah membaca surat dari Lina. What’s the matter with her? Aku tidak tahu.


 
Dear Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar? Tampaknya kabarmu lagi kurang baik ya?
 Dek, aku kok jadi sedih setelah membaca suratmu. Aku sedih. Kenapa kamu menyangsikan agama kamu sendiri? Apa yang kamu sangsikan? Dengan sebegitu banyak tanda kekuasaan Allah di dunia ini, apa yang kamu sangsikan?
                Dengan Tuhan kita Yang Maha Esa. Allah Maha Esa. Apa yang kamu sangsikan lagi? Allah itu ada disetiap nafas kita. Coba deh kalau kamu diskusikan ini dengan guru ngajimu atau mungkin dengan guru agama di kelas, supaya mereka bisa menerangkan dengan lebih gamblang. Soalnya kalau kondisi kamu dibiarkan saja bisa berbahaya. Kamu harus bisa untuk lebih menjaga hati. Yang bisa mengontrol pikiran itu hanya hati. Be Istiqomah ya!
Dek, gimana kemarin Liqo’nya? Aku sudah ngomong sama mbak-mbak Rohis kelas dua supaya bagaimanapun caranya jangan sampai Liqo’ kita terbengkalai.
O’iya, segini dulu surat dariku. Aku masih harus mulai buat artikel. Yang semangat ya! Jangan pernah ragu dengan agamamu, sorry and thanks

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri




Saat ini aku benar-benar tidak tahu dengan arah pembicaraan Lina. Beda! Bukan seperti Lina yang aku kenal. Apa yang terjadi dalam diri Lina?
---- *** ----

Beberapa hari kemudian buku yang aku pinjam dari Lina, ku kembalikan. Dia juga memberikanku surat balasan. Aku penasaran dengan isinya mungkin sambungan surat kemarin. Maka aku segera membacanya.



To my dark sweet sister
di SOS 2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar mbak? Aku do’akan semoga mbak selalu berada dalam kasih sayang dan lindunganNya. Amin … Alhamdulillah Allah masih memberikanku kesehatan meski sekarang agak kurang fit.
Mbak, maaf … jika aku telah membuat mbak sedih karena tulisanku di surat yang kemarin. Hmmm … nggak tahu deh, kemarin aku memang merasa bingung. Aku memang merasakan kehadiranNya lewat detak jantungku, nafasku dan lewat kasih sayang orang-orang di sekitarku.
Tapi mungkin karena aku masih sering lalai menemuiNya, masih sering membuat Ia cemburu & menunggu terlalu lama. Mungkin juga karena jiwaku masih kosong dan belum menemukan islamku yang sejati. Banyak pertanyaan yang semakin membuatku bingung dan kadang penjelasan lewat pelajaran Agama tidak membuatku puas. Bukankah manusia telah dianugerahkan kepada ku.
 Aku sedih sekali dengan kebingunganku. Aku akui memang ibadah ku masih kurang tapi ada kerinduan yang amat besar untuk betemu denganNya untuk merasakan bahwa Ia benar-benar ada. Mungkin ini cobaan spesial dariNya agar aku lebih memperhatikan ibadahku dan mencintai Nya. Do’akan saja ya!
Liqo’ kemarin Alhamdulillah lancar. At once, aku nggak ngeri ketemu sama partnernya mbak Nining yang baru, mbak Izza. Tapi ternyata cuma perasaanku saja. Dia orangnya baik, suka tersenyum. Kemarin kita baru perkenalan.
At last, thanks atas segala sarannya. Afwan ya, aku masih ingin cerita-cerita tapi masih banyak tugas nih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yours Lina
* Jangan pernah bosan membimbingku dengan semangat mu.


Aneh??? Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang Lina pikirkan. Ibaratnya pikiranku masih di titik tengah, pikiran Lina sudah jauh diseberang sana. Tidak bisa dilihat dan dibaca. Tak tahu harus memberi komentar apa. Kalau orang Jawa bilang pikiran Lina sudah Ngalor-Ngidul alias ke Utara dan ke Selatan. Fuh … berat!

---- *** ----

Tiba dirumah aku istirahat sebentar. Kemudian menulis surat balasan untuk Lina.
Dear Lina
di 1.2

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Halo dek, gimana kabarnya? Semoga kesehatan sudah membaik. Alhamdulillah meskipun aku sibuk, aku masih diberi kesehatan oleh Nya.
First, maaf! Aku semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi sama kamu. Maaf banget lho! Tapi walau begitu kamu harus tetap istiqomah di jalanNya dan semakin mendekatkan diri kepadaNya. Mungkin dengan cara demikian bisa mempertebal aqidah kamu. Kerja keras girl! Aku selalu berdo’a buat kamu.
Sebentar lagi aku ujian, terus semoga saja lulus. Kemudian teman-temanku pada meneruskan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Ah sedih deh … bingung … sementara teman-teman sedang menuntut ilmu, aku sendiri masih bingung mau melakukan apa? Hiks!...
Dek, tapi satu hal yang aku tahu kalau semua yang terjadi di dunia ini atas kehendakNya. Segala cobaan pasti bisa teratasi karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan hambaNya untuk mengatasinya. Tinggal kita yang berusaha mendekatkan diri kepada Nya.
But sorry … hanya sedikit yang sanggup aku tuliskan. I’m so busy but Insya Allah akan selalu ada waktu buat kamu. Maaf and thanks.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love Putri



Waktuku tinggal di sekolah tercinta ini hanya tinggal beberapa bulan lagi. Rasanya baru kemarin aku menapakkan kakiku di SMA ini. Tapi roda itu terus berputar. Begitu juga waktu yang terus bergulir, memperkenalkan aku dengan Lina. Rasa-rasanya baru kemarin kenalan dengan Lina ternyata tinggal beberapa bulan lagi kami harus berpisah.
Lina memberikan surat balasan untukku beberapa hari kemudian setelah pulang sekolah. Aku membacanya setelah tiba di rumah.


To Mbakku di SOS 2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar mbak? Alhamdulillah aku baik-baik saja. Allah SWT dengan segala rizki dan kasih sayang masih memberiku kesehatan.
Mbak, sekarang aku sedang berada dalam masa-masa sulit, dimana aku menjadi diriku yang lain. Yang mudah marah dan bingung. Aku merana membayangkan pertanyaan-pertanyaanku kemarin, saat aku menyangsikan kebesaran Allah SWT. Saat aku butuh jawaban pengertian dan perhatian. Ini semakin memperlengkap rasa meranaku.
 Kadang jiwa ini ingin mencari sesuatu tapi jiwa ini tidak tahu apa sesuatu itu. Jiwa ini sedang terperangkap dalam kesulitan. Tapi tak dapat bercerita, kesulitan apa yang sedang dihadapi karena kesulitan itu begitu abstrak. Jiwa ini merasakan kesulitan itu tapi tidak menemukan bentuk nyatanya. Jiwa ini merasa jauh dari Tuhan Nya padahal hanya Allah yang bisa mendamaikan jiwaku.
Tidak lama lagi aku akan merasa kehilangan. Kehilangan keberadaan orang-orang di sekelilingku. Mereka akan lulus dan tinggallah aku dengan kenangan-kenangan tentang mereka mungkin aku akan menangis kemudian sepi akan hadir kembali. Lengkaplah sudah … waktu akan bermain lalu akhir akan mengungkap banyak hal yang tersembunyi. Hiks …
Then about your story, aku tahu kesedihan mbak. Harapan yang hilang pasti sangat menyakitkan, tapi yakinlah mbak, Allah akan memberi gantinya yang lebih baik. Banyak kejutan yang akan hadir setelah kesedihan muncul.
Akhir-akhir ini aku merasakan banyak hal, ada yang menyenangkan dan ada yang tidak. Mbak, aku ingin mbak tahu kalau saat ini adalah saat yang kurang tepat untuk bicara banyak hal. Aku ada masalah dengan komunikasi. So sorry mungkin lain waktu saat aku sudah berada dalam kedaan yang lebih baik, aku akan menceritakan banyak hal pada mbak.
Aku sedang bingung, seandainya ada orang yang bisa mengerti posisiku sekarang. Jadi aku bisa berbagi dengannya. Ingin aku bercerita tapi kalau pun dipaksa mbak pasti tidak “mengerti” dengan bicaraku.
 Maaf ya … jangan lupa balas suratku ini meskipun aku tahu mbak tidak mengerti isinya. Jangan pernah berhenti mewujudkan kemana pelita itu berada …
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Yours
Lina

Benar. Aku memang benar-benar tidak mengerti dengan arah pembicaraan Lina, apa aku yang terlalu bodoh? Akh … pusing mau balas apa.




Dear Lina
di 1.2
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dek, apa kabar? Smoga lebih baik dari hari kemarin. Amin … kabar ku Alhamdulillah baik-baik aja.
Dek, walaupun aku memang tidak mengerti dengan isi suratku yang kemarin. Tapi yang pasti kamu harus tetap keep in control.  Saat kamu lagi butuh teman curhat, I think banyak yang mau mendengarkan curhatan kamu. Curhat sama aku juga nggak apa-apa. Pastinya kamu harus tetap mendekatkan diri pada Allah SWT.
 Allah ada dan akan selalu ada. Di setiap aliran darah kita. Di setiap nadi yang berdenyut dan jantung yang berdetak merupakan bukti kebesaran Allah. Allah itu dekat lebih dekat dari apapun.
Dek, ada kabar bagus! Artikelku sudah jadi cuma tinggal ngetik di komputer saja. Aku senang, thanks banget untuk bukunya. Sangat membantu.
Ah… waktu berjalan sangat cepat ya rasanya. Sampai aku sendiri tidak bisa menikmati hari-hariku seperti biasa. Jenuh! Padahal ini saja belum ujian akhir. Apalagi kalau menjelang ujian akhir. Wow!
Oh iya, may be cuma segini dulu yanga bisa ku tulis. Thanks and sorry.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

With Love
Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar